Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Banjir Investasi, Bali Harus Pertahankan Tradisi

Kompas.com - 18/02/2021, 17:04 WIB
Ardiansyah Fadli,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) I Ketut Rana Wiarcha mengatakan arsitektur di Bali harus tetap mempertahankan identitas kebudayaan lokal.

Karena selama ini Bali dikenal sebagai salah satu tempat wisata dan atraksi budaya tradisional.

Untuk itu, penting diperhatikan agar setiap realisasi investasi berupa pengembangan hunian, hotel, vila, atau properti komersial lainnya menjaga warisan budaya dengan menerapkan arsitektur Bali.

"Bali tidak dikenal sebagai tempat pariwisata alam, tetapi sebagai tempat pariwisata budaya," kata Rana dalam diskusi online bertajuk "Arsitektur Bali: Tradisi dan Kekinian", Kamis (17/02/2021).

Rana menjelaskan, upaya untuk mempertahankan arsitektur Bali sebagai warisan budaya ini juga telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2005 tentang Persyaratan Arsitektur Bangunan Gedung.

Baca juga: Lindenberg Hadir di Bali, Hotel 8 Kamar dengan Panorama Alami

Pasal 7 menyebutkan bahwa aristektur bangunan di Bali harus memenuhi sejumlah pernyataan salah satunya yaitu mempertahankan nilai-nilai luhur dan identitas budaya.

Aturan ini berlaku untuk bangunan tradisional, dan bangunan gedung non-tradisional Bali.

"Arsitektur bangunan gedung non-tradisional harus dapat menampilkan gaya arsitektur tradisional dengan menetapkan prinsip-prinsip arsitektur tradisional Bali yang selaras, seimbang dan terpadu dengan lingkungan setempat," seperti tertuang dalam pasal 13 aturan.

Rana mengaku, saat ini Bali mengalami banyak sekali perubahan, seiring derasnya arus modal investasi.

Di satu sisi, hal itu memberi dampak positif bagi pertumbuhan perekonomian masyarakat.

Namun di sisi lain, juga menjadi tantangan bagi upaya mempertahankan arsitektur Bali sebagai sebuah tradisi dan warisan budaya.

Baca juga: Mengintip Wajah Baru Pasar Seni Sukawati Bali

Berlakunya Perda ini juga sekaligus diharapkan dapat mengakomodasi dua kepentingan yaitu mempertahankan identitas kebudayaan Bali yang terlihat dalam setiap arsitektur pembangunan, dan kepentingan investasi.

"Maka ini harus melahirkan kompromi yang luar biasa untuk win win solution, misal bagaimana investor ini tetap bisa menjalankan bisnisnya sesuai keinginan pasar tetapi tetap bersama membangun Bali," ujar Rana.

Investor juga diminta untuk berkaca pada kasus bom Bali 2002 yang harus menjadi pelajaran berharga.

Saat itu, banyak investor yang justru kabur dan meninggalkan Bali akibat kejadian tersebut.

Pasalnya, investor memiliki paradigma hanya membangun atau menjadikan Bali sebatas lokasi untuk berinvestasi.

"Dengan begitu, investor yang membenamkan modalnya juga harus turut andil dalam membangun dan memelihara Bali. Tak sekadar membangun lalu lari," tuntas Rana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Berita
Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Berita
Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Berita
119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

Berita
Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Berita
Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Berita
'Face Recognition' Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

"Face Recognition" Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau