Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KEK Lido Diprediksi Ciptakan Kutub Pertumbuhan Baru Koridor Selatan

Kompas.com - 16/02/2021, 17:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - MNC Lido City di Bogor, Jawa Barat, resmi ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Lido dalam sidang Dewan Nasional KEK, Rabu (10/2/2021).

Dengan status baru ini, KEK Pariwisata Lido dinilai akan mendorong stimulasi perkembangan daerah di koridor selatan Jakarta.

Senior Advisor Research Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat mengatakan, koridor selatan akan berkembang melalui terobosan pengembangan kawasan untuk pertumbuhan ekonomi.

"Penetapan KEK Pariwisata Lido memberikan tambahan kutub pertumbuhan yang bernilai strategis, khususnya di Kabupaten Bogor," urai Syraiefah menjawab Kompas.com, Minggu (14/02/2021).

Baca juga: Lido dan JIIPE Jadi Kawasan Ekonomi Khusus, Potensial Raup Investasi Ratusan Triliun

Menurut Syariefah, penetapan status tersebut tentu setelah mempertimbangkan berbagai hal, terutama keunggulan wilayah tersebut.

Lika-liku rencana pengembangan KEK Pariwisata Lido Kawasan Lido pada hakikatnya dikembangkan untuk kegiatan wisata berbasis sumber daya alam.

Di sini akan dikembangkan kawasan pariwisata yang terintegrasi dan bertaraf internasional, seperti theme park, resort hotelconvention center, agrowisata, golf court, wahana air, ritel, educational center & training digital, sport center, entertainment and retirement center.

Konsep pengembangan pariwisata ini didukung infrastruktur konektivitas melalui pembangunan Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi).

Dengan luas lahan 3.000 hektar, Syariefah memperkirakan, butuh waktu yang relatif panjang untuk mengembangkan kawasan ini.

Baca juga: Mengintip MNC Lido City, Proyek Hary Tanoe yang Disahkan Jadi KEK Bertaraf Internasional

Namun demikian, dia optimistis, dengan Lido menjadi KEK Pariwisata, menunjukkan kesiapan Pemerintah dan stakeholders dalam pengelolaan kawasan yang telah memperhitungkan kelayakan bisnis, dan finansial.

Kutub pertumbuhan strategis

Syariefah memprediksi keunggulan komparatif wilayah Lido yang berada di antara dua gunung Salak dan Gede-Pangrango, serta dikelilingi berbagai destinasi wisata alam macam Geopark Ciletuh bakal menjadi kutub pertumbuhan baru yang bernilai strategis.

Hanya, pengelola kawasan ini perlu mengemasnya dengan tepat untuk menjadi kawasan pariwisata alternatif yang unggul dan mampu menarik wisatawan, baik lokal maupun internasional.

Baca juga: Jadi KEK Pariwisata, Proyek Jumbo Hary Tanoe Dapat Sejumlah Kemudahan

Dia mengharapkan, penetapan KEK Pariwisata Lido berdampak ganda dan dapat menumbuhkan industri yang menjadi support system di bidang pariwisata, seperti penginapan, akomodasi, hotel, vila, pusat perbelanjaan, UMKM, dan sebagainya.

Sementara pada lingkup wilayah yang lebih besar, di bagian Selatan Sukabumi
terdapat sebaran kawasan industri berbasis sumber daya alam yang keberadaannya akan saling mendukung dengan KEK Pariwisata Lido.

"Meski tidak memicu perkembangan secara langsung. Namun pengembangan KEK Lido yang diikuti dengan kelengkapan infrastruktur, akan menambah akses yang lebih prima untuk layanan kawasan industri yang saat ini berkontribusi terhadap ekonomi lokal," tuntas Syariefah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kuartal I-2024, Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen

Kuartal I-2024, Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen

Berita
[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

Berita
9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Berita
Berapa Lama Mesin Cuci di Rumah Anda Bisa Bertahan?

Berapa Lama Mesin Cuci di Rumah Anda Bisa Bertahan?

Tips
5 Tanda Mesin Cuci di Rumah Anda Perlu Diganti

5 Tanda Mesin Cuci di Rumah Anda Perlu Diganti

Tips
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rembang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rembang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
MRT Jakarta Gaet SMI, Garap Proyek Mixed Use di Dekat Stasiun Blok M dan ASEAN

MRT Jakarta Gaet SMI, Garap Proyek Mixed Use di Dekat Stasiun Blok M dan ASEAN

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Salatiga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Salatiga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mulai Rabu Ini, KA Lodaya Resmi Gunakan Kereta Stainless New Generation

Mulai Rabu Ini, KA Lodaya Resmi Gunakan Kereta Stainless New Generation

Berita
Kuartal I-2024, Laba Bersih Ingria Meroket 341 Persen

Kuartal I-2024, Laba Bersih Ingria Meroket 341 Persen

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com