KOMPAS.com - Sebuah monumen atau tugu untuk keadilan rasial akan dipasang di taman Boston Common, pada Tahun 2022.
Boston Common merupakan taman pertama dan tertua di Amerika. Taman tersebut berada di pusat kota Boston, Massachusetts, Amerika Serikat.
Monumen atau tugu yang akan dipasang dengan nama "The Embrace" ini dirancang oleh seorang arsitek, Hank Willis Thomas. Dia berkolaborasi dengan MASS Design Group.
Melansir NYTimes, pemasangan tugu ini sekaligus sebagai bentuk penghormatan terhadap Pendeta Martin Luther King Jr. dan Coretta Scott King.
*Monumen, tugu peringatan perunggu setinggi tujuh meter ini untuk menghormati komitmen Pendeta Martin Luther King Jr. dan Coretta Scott King terhadap kesetaraan rasial," kata sang arsitek.
Baca juga: Capitol Hill, Contoh Sempurna Arsitektur Neoklasik
Martin Luther King merupakan aktivis sosial yang memimpin pergerakan hak-hak sipil di Amerika Serikat pada pertengahan 1950 hingga tewas terbunuh 4 April 1968.
Dia berperan besar dalam perlawanan mengakhiri undang-undang pemisahan rasial antara keturunan Afrika Amerika dengan warga kulit putih, terutama di wilayah selatan.
Namanya mulai dikenal secara nasional saat dia menjadi pemimpin Konferensi Kepemimpinan Kristen Selatan (SCLC) yang menyuarakan perlawanan tanpa kekerasan oleh masyarakat kulit hitam Amerika untuk mendapatkan hak-hak sipil mereka.
Perjuangan dan peranannya dalam melawan praktik undang-undang pemisahan rasial itu membawanya menjadi peraih penghargaan Nobel Perdamaian pada 1964.
Sementara Coretta Scott King merupakan istri dari Martin Luther King yang juga aktivis dalam memperjuangkan hak-hak sipil dan keadilan rasial masyarakat kulit hitam.
Bahkan setelah suaminya terbunuh pada tahun 1968, Coretta terus aktif dalam gerakan hak-hak sipil.
Dia mendirikan Martin Luther King Jr. Center for Non-violent Social Change di Atlanta yang kemudian dilanjutkan oleh putranya Dexter.
Monumen atau tugu ini didesain dengan bentuk dua pasang lengan perunggu melingkar dan saling berjabatan tangan.
Baca juga: Setelah Kelamin Pria, Giliran Jembatan Meliuk-liuk Berdiri di China
Bentuk monumen ini terinspirasi dari foto-foto para raja yang berpelukan setelah King memenangi Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1964.
Adapun desainer Thomas merupakan seniman konseptual yang dalam beberapa tahun terakhir terkenal karena karya patungnya yang telah mendapatkan pujian berkat eksplorasi identitas dan sejarah kulit hitam.
Dua karya patung fenomenalnya juga terdapat di Brooklyn, dan National Memorial for Peace and Justice di Montgomery, Alabama, Amerika Serikat.
Selain itu, dia juga membantu mendirikan For Freedoms, sebuah komite aksi politik yang dijalankan seniman yang telah mensponsori karya seni publik dan papan reklame di seluruh negeri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.