JAKARTA, KOMPAS.com - Pengembangan Subang sebagai kawasan industri dinilai menjawab kebutuhan lahan yang saat ini semakin sulit didapatkan, terutama di Bekasi.
Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto mengatakan, beberapa kawasan industri di Bekasi rata-rata sudah kehabisan lahan.
"Tidak ada lagi tempat untuk berekspansi (Bekasi), paling hanya ada satu di Greenland International Industrial Center (GIIC) itu, tapi selebihnya mereka (pengembang) sudah kehabisan lahan," ungkap Ferry dalam konferensi pers virtual, Rabu (6/1/2021).
Pada akhirnya, para pengembang kawasan industri di Bekasi mulai melebarkan sayapnya hingga ke Subang, Jawa Barat.
Menurut Ferry, hal ini disebabkan karena ada beberapa hal, seperti kehadiran Pelabuhan Patimban dan lokasinya strategis karena berada di antara Greater Jakarta (Jabodetabek) dan Greater Semarang (Semarang Smartpolitan Area).
Selain itu, potensi pengembangan kawasan industri di Subang ini cukup tinggi. Sebab, beberapa kegiatan infrastruktur difokuskan ke daerah itu.
Bahkan, kata Ferry, Pelabuhan Patimban juga nantinya akan mengakomodasi industri otomotif high-technology (teknologi tinggi).
Secara umum, kawasan industri dinilai sebagai sektor pertama yang akan bangkit lebih cepat dibandingkan sektor lainnya.
Baca juga: Kawasan Industri, Sektor Pertama yang Bangkit Lebih Cepat Tahun 2021
Adapun jenis industri yang menopang pertumbuhan sektor ini masih berhubungan dengan Teknologi Informasi (IT) seperti data centre (pusat data) karena akan terus berekspansi.
Selain data centre, e-commerce juga akan menopang kawasan industri sebab membutuhkan gudang dan menjadi pusat distribusi.
Kemudian, industri otomotif berbasis teknologi seperti electric vehicle juga akan makin berkembang.
Menurut rekapitulasi data Colliers International Indonesia pada tahun 2020, industri otomotif mendominasi kawasan industri sebesar 34 persen.
Kemudian, disusul industri makanan sebanyak 22 persen, pusat data 11 persen, minyak dan gas sebanyak 6 persen.
Selanjutnya, industri kimia, pergudangan atau logistik, dan lainnya masing-masing 4 persen.
Lalu, industri tekstil, material gedung, elektronik, plastik sebanyak 2 persen dan terbuncit adalah medis hanya menyumbang sebesar 1 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.