BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Sinar Mas Land

Era New Normal, Fungsi Rumah Tak Lagi Hanya sebagai Tempat Tinggal

Kompas.com - 24/06/2020, 11:07 WIB
Hotria Mariana,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sejak virus corona mewabah, fungsi rumah tak lagi sekadar tempat tinggal, tapi juga untuk tempat bekerja hingga belajar.

Hal itu terjadi menyusul diberlakukannya kebijakan karantina mandiri oleh pemerintah guna mencegah penularan Covid-19.

Bahkan, meski saat ini pemerintah telah melonggarkan beberapa pembatasan dan masyarakat tengah menjalani fase kehidupan new normal, keadaan tak akan sepenuhnya sama seperti sebelum pandemi.

Sebagai contoh, sektor bisnis yang sudah kembali beroperasi sejak minggu pertama bulan Juni.

Kewajiban mematuhi protokol physical distancing membuat perusahaan harus membatasi jumlah karyawan yang masuk. Ini artinya, kegiatan work from office belum sepenuhnya berjalan dan kebijakan work from home untuk beberapa perusahaan masih akan berlanjut.

Baca juga: Catat, Ini Waktu yang Tepat untuk Beli Produk Properti

Begitu pula dengan sektor pendidikan yang menerapkan sistem belajar dari rumah. Untuk hal ini, belum ada kabar kapan sekolah atau kampus akan dibuka lagi.

Berkaca dari situasi tersebut, tak sedikit orang mulai berpikir untuk mencari hunian yang tak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tapi juga mampu menunjang produktivitas, kesehatan, dan kesenangan penghuninya.

Berikut merupakan prediksi hunian masa depan yang diungkapkan sejumlah desainer interior dalam Architectural Digest, Jumat (22/5/2020).

Kembali ke gaya tradisional

Rumah bergaya modern dengan konsep open space (denah terbuka) memang populer karena berbagai pertimbangan. Salah satunya, memberi kesan lebih luas.

Namun, di masa pandemi, hunian seperti itu mungkin akan ditinggalkan. Konsep rumah masa depan bakal kembali ke desain tradisional dengan denah ruang yang terdefinisikan secara jelas dari segi fungsinya. Misalnya, kamar hanya untuk tidur, bukan untuk bekerja.

"Keuntungan rumah berkonsep tradisional adalah memungkinkan adanya demarkasi yang berbeda antara rumah dan kehidupan kerja," kata desainer interior asal New York, Amerika Serikat, Daun Curry.

Punya banyak ruang

Kembalinya tren hunian bergaya tradisional sekaligus mengartikan bahwa rumah nantinya akan memiliki ruang lebih banyak, terutama bagi pasangan yang memiliki anak.

Hal tersebut perlu dipertimbangkan mengingat kegiatan work from home diprediksi akan menjadi kenormalan di kemudian hari.

“Konsep denah terbuka mungkin tidak bekerja dengan baik jika lebih dari satu orang bekerja dari rumah atau jika anak-anak berisik sehingga konsep ini dapat disempurnakan dengan partisi untuk mendedikasikan ruang bekerja atau kantor di rumah,” ucap Kepala Sekolah William Duff Architects, Jim Westover.

ilustrasi bekerja dari rumahiSTOCK/SHIRONOSOV ilustrasi bekerja dari rumah

Menunjang work from home

Selain kembali pada konsep tradisional, prediksi hunian ke depan diharapkan mampu menunjang produktivitas orang-orang yang bekerja dari rumah.

Sebut saja bisa menempatkan peralatan kantor macam meja dan kursi yang sesuai.

“Ketimbang bekerja di ruang makan atau ruang keluarga bersama anak-anak, memiliki ruang kerja sendiri jauh lebih baik karena seseorang bisa produktif selayaknya saat ia berada di kantor,” kata arsitek asal San Francisco, Andrew Mann.

Punya area untuk olahraga

Seperti diketahui, pembatasan sosial akibat wabah virus corona juga berdampak pada ditutupnya sejumlah ruang terbuka hijau dan tempat-tempat kebugaran. Alhasil, kegiatan olahraga pun hanya bisa dilakukan dari rumah.

Selain itu, mengingat olahraga menjadi salah satu cara menjaga kesehatan di tengah pandemi, tak sedikit orang yang melakukan aktivitas ini hampir setiap hari.

Westover kembali mengatakan, gym di rumah kini nyaris sama pentingnya dengan kantor di rumah. Apalagi, kesadaran orang akan kesehatan semakin tumbuh.

Karena itu, rumah-rumah masa depan diprediksi akan memiliki area khusus untuk berolahraga.

ilustrasi rumah yang memiliki area terbuka untuk bersantaiiSTOCK/LORADO ilustrasi rumah yang memiliki area terbuka untuk bersantai

Memiliki area terbuka berkonsep alfresco

Akses udara segar menjadi kebutuhan penting. Maka dari itu, hunian yang memiliki area terbuka berkonsep alfresco juga diprediksi akan menjadi salah satu tren rumah masa depan karena mampu meningkatkan kenyamanan penghuninya.

Alfresco sendiri berasal dari bahasa Italia yang berarti di luar ruangan. Contohnya, balkon, teras, taman, atau halaman belakang dengan rumput hijau yang dapat difungsikan sebagai tempat rekreasi, berolahraga, atau area bersantai minum kopi.

Di Indonesia sendiri, sejumlah pengembang properti sebenarnya sudah menyediakan hunian berkonsep seperti yang disebutkan pada poin-poin di atas.

Sebut saja Sinar Mas Land dengan beberapa contoh klaster hunian, seperti The Mozia – Amarine, Greenwich Park – Caelus, Greenwich Park – Whelford, dan Nashville.

Mengusung konsep tropical urban living, produk hunian dari Sinar Mas Land tersebut akan membuat penghuninya merasakan hidup di lingkungan asri.

Hal itu dilihat dari desain jendela dan pintu yang berukuran besar sehingga sirkulasi udara menjadi lancar dan memungkinkan sinar matahari masuk ke dalam rumah. Nuansa hijau pun mendominasi lingkungan sekitar hunian.

Baca juga: Deretan Investasi Laris Manis di Tengah Pandemi

Perlu diketahui, selain memiliki produk hunian bergaya terkini, Sinar Mas Land juga tengah menggelar program keringanan harga bertajuk Move in Quickly untuk para konsumen yang ingin membeli rumah dalam waktu dekat.

Lewat program tersebut, konsumen, baik itu yang membayar secara tunai ataupun lewat KPR, bisa menikmati potongan harga hingga 20 persen dan memperoleh Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) secara gratis.

“Ini merupakan upaya kami membantu konsumen melewati masa sulit untuk memiliki hunian dengan harga kompetitif dan cepat, yakni sekitar satu bulan semua proses sudah selesai,” ungkap Managing Director Strategic Business and Services Sinar Mas Land, Alim Gunadi.

Program Move in Quickly terbagi menjadi tiga periode dan digelar hingga Desember 2020. Namun, besaran keringanan bakal turun lima persen tiap fasenya.

Khusus periode pertama yang berlangsung sejak 22 Maret dan akan berakhir pada 30 Juni 2020, konsumen bisa menikmati keringanan dengan persentase lebih besar, yaitu 20 persen untuk pembayaran tunai dan 15 persen jika membayar lewat KPR Express.

Mengingat Move in Quickly periode pertama akan segera berakhir, bagi konsumen yang tengah mencari hunian dan siap secara finansial, sebaiknya segera manfaatkan kesempatan ini.

Namun, jika masih belum memungkinkan untuk melakukan pembelian pada periode tersebut, konsumen tak perlu khawatir. Sebab, masih ada periode dua periode tersisa.

Adapun, pada periode kedua yang digelar 1 Juli hingga 30 September 2020, besaran keringanan untuk masing-masing sistem pembayaran sebesar 15 persen dan 10 persen.

Sementara itu, pada fase terakhir, yakni 1 Oktober hingga 31 Desember 2020, keringanan menjadi jauh lebih kecil, yakni 10 persen jika membayar tunai dan 10 persen untuk sistem KPR.

Sebagai informasi, program keringanan Move in Quickly ini berlaku untuk seluruh produk properti Sinar Mas Land, baik itu yang ready stock (siap huni) maupun under construction (masih dalam pembangunan).

Segera wujudkan rumah masa depan Anda. Untuk informasi lebih lanjut seputar program Move in Quickly, silakan kunjungi tautan berikut ini atau hubungi nomor telepon 021-53159000.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com