JAKARTA, KOMPAS.com - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan untuk meminimalisasi penyebaran wabah Covid-19, berdampak signifikan pada berbagai sektor.
Termasuk salah satunya adalah penurunan jumlah penumpang pada transportasi umum TranJakarta, Moda Raya Terpadu (MRT), Lintas Rel Terpadu (LRT), dan Commuterline.
Dosen Center For Policy and Public Management SBM ITB Kampus Jakarta yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT TransJakarta Agung Wicaksono mengatakan, untuk mendorong transportasi umum tetap beroperasi dengan lancar, harus ada terobosan.
Termasuk dengan melakukan modifikasi jam operasional yang dapat membantu dan memudahkan pekerja formal, dan informal mengakses transportasi umum.
Menurutnya, banyak perusahaan yang saat ini telah beradaptasi dengan tetap beroperasi meskipun karyawannya bisa tetap bekerja dari rumah.
Baca juga: Saat Normal Baru, Subsidi Transportasi Umum Harusnya Tidak Dipangkas
Sebaliknya, untuk pekerjaan yang memang terpaksa harus dilakukan di kantor dapat tetap menggunakan transportasi umum.
"Inilah saatnya pengelola mengatur shift jam operasional. Misalnya shift masuk pukul 08.00 WIB, shift masuk 10.00 WIB, atau pukul 11.00 WIB. Jadi, berangkat setelah office hours dengan menggunakan transportasi umum," tuturnya dalam siaran langsung di Instagram bersama @TransportforJakarta, Jumat (22/5/2020).
Hal ini dapat membantu berkurangnya jumlah penumpang yang padat pada satu waktu.
Selain itu, para penumpang juga tetap dapat menjaga jarak dan menjalankan protokol kesehatan dengan ketat.
"Para eksekutif harus berfikir keras bagaimana caranya melakukan penghematan transportasi. Penghematannya juga bukan jumlah orang, tetapi office space-nya berkurang. Business process yang ada juga bisa disederhanakan sehingga mereka bisa lebih hemat," papar Agung.
Di sisi lain, dalam menggunakan transportasi umum, tetap diperlukan sanitized traveling dengan tetap menggunakan masker, hand sanitizer, menjaga jarak, tidak berbicara dengan orang lain, dan tidak mengangkat telepon di transportasi umum.
"Di Jepang itu sudah lazim untuk tidak mengangkat telepon karena dapat mengganggu penumpang lainnya dan dapat menyebarkan partikel Covid-19. Termasuk orang yang sakit jangan pergi ke luar rumah," tuturnya.
Menurut Agung, masyarakan perlu terus beradaptasi dengan kewaspadaan tinggi, serta taat protokol kesehatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.