Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tengah Rintik Hujan, Dua Menteri Berkeliling Kota Lama Semarang

Kompas.com - 30/12/2019, 06:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hujan yang mengguyur Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Minggu (29/12/2019) malam, bukan halangan bagi dua menteri Kabinet Indonesia Maju untuk melakukan tugas dan kewajiban mereka.

Keduanya adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio.

Basuki dan Wishnutama berkeliling, dan mengunjungi sejumlah spot yang dipersiapkan untuk dikunjungi Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (30/12/2019) ini.

Dua di antara sejumlah spot yang dicek kesiapannya pasca rampungnya Revitalisasi Kota Lama Semarang adalah Semarang Contemporary Art Gallery, dan Semarang Creative Gallery.

Baca juga: Menutup 2019, Menteri Basuki Tinjau Empat Proyek Infrastruktur

Basuki menuturkan, Kota Lama Semarang harus dipelihara dengan baik karena merupakan salah satu destinasi wisata unggulan. 

Gereja Blendhuk Kota Lama SemarangHilda B Alexander/Kompas.com Gereja Blendhuk Kota Lama Semarang
Ada beberapa obyek yang menarik untuk dikunjung antara lain Gereja Blendhuk, Taman Srigunting, Pasar Klitikan, Semarang Contemporary Art Gallery, Old City 3D Art Museum, dan Galeri UMKM.

Terlebih jika telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu warisan budaya dunia, maka pemeliharaannya harus terjamin.

"Kami mengerjakan revitalisasi Kota Lama Semarang ini sejak 2017 hingga 2019. Namun, ini baru tahap pertama. Kemudian tahap kedua, kami akan melengkapinya dengan street furniture, boks telepon, dan kipas angin untuk para pengunjung agar tidak kepanasan," tutur Basuki.

Kota Lama Semarang juga dilengkapi dengan satu pompa air untuk mencegah banjir di sejumlah titik, karena secara topografi Semarang hampir sama dengan Jakarta.

Anggaran untuk mengerjakan revitalisasi tahap kedua ini senilai Rp 60 miliar.

Sementara untuk menarik kunjungan wisatawan lebih banyak lagi, Wishnutama akan melengkapi infrastruktur Kota Lama ini dengan sejumlah event atau kegiatan pariwisata sebagai "ruh"-nya.

Menteri Pariwisata dan ekonomi Kreatif Wishnutama Kusbandio menyiarkan secara langsung kegiatannya meninjau Semarang Creative Gallery melalui akun Instagramnya, Minggu (29/12/2019).Hilda B Alexander/Kompas.com Menteri Pariwisata dan ekonomi Kreatif Wishnutama Kusbandio menyiarkan secara langsung kegiatannya meninjau Semarang Creative Gallery melalui akun Instagramnya, Minggu (29/12/2019).
"Memaksimalkan potensi yang ada di Kota Lama, seperti kemampuan kreativitas untuk menjadi kegiatan ekonomi yang dapat mendatangkan kesejahteraan, mulai dari performing art, fotografi, pertunjukan musik, fotografi, kuliner, dan sebagainya," papar Wishnutama.

Karena potensi Semarang tentu berbeda bila dibandingkan dengan daerah lainnya. Jadi, yang ditonjolkan adalah diferensiasi alias pembeda yang dapat menjadi nilai jual daerah tersebut.

"Kami juga akan cipatakan Creative Center dan Creative Hub, Semarang pasti beda. Di situlah fungsi ekonomi creative mencari diferensiasi," imbuh dia.

Penetapan Status Warisan Budaya Dunia

Wali Kota Hendrar Priadi mengungkapkan, Kota Lama Semarang diusulkan masuk daftar warisan budaya dunia (world heritage) UNESCO.

Saat ini, prosesnya sudah masuk dalam tahap dossier atau pengumpulan kelengkapan dokumen untuk selanjutnya menjalani sidang pada 2020.

"Insha Allah, tahun 2021, Kota Lama Semarang ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO," sebut Hendrar.

Revitalisasi Kota Lama Semarang Tahap Pertama menelan biaya sekitar Rp 170 miliar. Sekitar 80 persen dari 116 bangunan cagar budaya telah mengalami revitalisasi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau