Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Tak Lagi Gencar Bangun Pencakar Langit

Kompas.com - 14/12/2019, 18:07 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Sumber CNN

JAKARTA, KOMPAS.com - Council on Tall Buildings and Urban Habitat (CTBUH) merilis data pembangunan gedung pencakar langit baru di China yang turun drastis pada tahun 2019.

Tahun lalu, China hanya merampungkan sebanyak 56 konstruksi bangunan baru berukuran 200 meter. Hal ini menunjukkan penurunan 38 persen dibanding tahun sebelumnya. 

Meski demikian, China masih menyumbang konstruksi gedung pencakar langit hampir setengah penyelesaian bangunan baru di seluruh dunia, termasuk 6 dari 10 menara baru tertinggi tahun ini.

Menurut laporan tahunan CTBUH tentang tren pembangunan global, total pembangunan gedung pencakar langit China berada pada titik terendah sejak tahun 2013.

Baca juga: Urusan Pencakar Langit, China Nomor Satu di Dunia

Data yang disajikan sangat kontras dengan tahun 2018. Pada saat itu, China menetapkan rekor baru untuk gedung pencakar langit terbanyak yang pernah dibangun oleh suatu negara dalam kurun waktu satu tahun.

Pemimpin Redaksi Jurnal CTBUH Daniel Safarik mengatakan, banyak sekali perubahan yang terjadi akibat masalah politik dan ekonomi negara sehingga memengaruhi pembangunan gedung pencakar langit di China.

"Sepanjang tahun ini, semua orang membicarakan tentang badai yang terjadi di kawasan Asia, khususnya China. Beberapa tahun lalu, kami mulai melihat sebuah peluang proyek baru namun harus dibatalkan. Kami tahu, bahwa proyek tersebut dimulai dengan banyaknya hutang," terang Safarik.

Penurunan pembangunan gedung tahun ini mencerminkan perubahan sikap terhadap penyelesaian baru proyek gedung tinggi.

Safarik menyarankan, agar pembangunan gedung pencakar langit ditempatkan di kota-kota kecil atau pembangunannya disebar menjauh dari wilayah pesisir yang lebih dominan.

Mengingat bahwa gedung-gedung tinggi membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk diselesaikan.

Pada awal tahun 2014, Presiden China telah mengindikasikan bahwa pemerintahnya peduli dengan ukuran dan bentuk bangunan yang muncul dari ledakan konstruksi China, yang kemudian ia menyerukan agar pembangunan dihentikan karena bangunan berstruktur asimetris dan aneh.

"Setelah selalu mendapatkan lampu hijau sebagai entitas ekonomi untuk bergerak cepat, Shenzhen memiliki justifikasi pasar yang lebih kuat untuk gedung pencakar langit daripada kota-kota Cina lainnya," terang Safarik.

Kota Shenzen sendiri menyumbang hampir 12 persen dari bangunan pencakar langit setinggi lebih dari 200 meter yang telah rampung terselesaikan di seluruh dunia pada tahun 2019.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau