SUMEDANG, KOMPAS.com - Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) yang akan menjadi penghubung ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati ditargetkan selesai pada 2020.
Namun, hingga kini sejumlah pembebasan lahan masih terus dilakukan, terutama untuk Seksi 4-6 Cimalaka-Dawuan sepanjang 29,17 kilometer.
Berdasarkan data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) belum ada proses pembebasan lahan untuk Seksi 4-5 Cimalaka-Ujung Jaya (23,1 kilometer). Sementara Seksi 6 Ujung Jaya-Dawuan (6,07 kilometer) saat ini baru 16,34 persen yang telah bebas.
Sementara untuk Seksi 3 Sumedang-Cimalaka (4,05 kilometer), telah terbebas 99,76 persen dengan progres konstruksi 78,01 persen. Keempat seksi ini diketahui digarap badan usaha jalan tol (BUJT) PT Citra Karya Jabar Tol (CKJT).
Baca juga: Tol Cisumdawu, Jalan Bebas Hambatan Terindah di Indonesia
"Akhir tahun ini Seksi 3 saja yang selesai," ungkap Direktur Teknik CKJT Bagus Medi Suarso di lokasi proyek, Kamis (19/9/2019).
Khusus untuk Seksi VI, hampir sebagian besar lahan yang dibutuhkan adalah milik Perhutani.
Karena itu, ia berharap, agar Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dapat membantu proses pembebasan lahan.
"Kalau total pembebasan lahan yang baru itu 16 persen, kemudian tanah Perhutani 58,7 persen, kalau tanah Perhutani bebas, kami sudah masuk 74 persen," imbuhnya.
Menurut dia, saat ini tinggal menunggu terbitnya rekomendasi teknis dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil terkait rencana penggunaan lahan.
Meski demikian, untuk dapat menuju BIJB, tentunya konstruksi untuk Seksi 1-5 juga harus selesai terlebih dahulu.
Baca juga: CKJT Minta Tambahan Pagu Pembebasan Lahan Tol Cisumdawu
"Kalau Perhutani tidak akan ada masalah. Anytime siap. Makanya saya bilang kerjain. Kalau seksi 6 selesai yang ini (Seksi 1-5) belum, kan juga tidak bermanfaat. Daripada ini nabrak itu dulu, makanya saya telpon Bu Siti Nurbaya," ujarnya.
Sementara itu untuk Seksi 1-2 Cileunyi-Sumedang seperti diketahui dikerjakan dengan dukungan pemerintah melalui skema viability gap fund (VGF) yang berasal dari pinjaman China.
Pekerjaan konstruksinya dilaksanakan dalam tiga fase berdasarkan pinjaman. Untuk Seksi 2 Fase I Ranca Kalong-Ciherang sepanjang 6,35 kilometer, telah mencapai 100 persen.