KOMPAS.com - Instalasi bambu Getih Getah yang dipasang di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, dibongkar Dinas Kehutanan, Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta, Rabu (17/7/2019).
Pembongkaran ini kemudian menuai beragam reaksi. Salah satunya karena instalasi berbiaya Rp 550 juta ini hanya bertahan selama 11 bulan.
Pemberitaan Kompas.com, Kamis (18/7/2019) menyebutkan, Ketua Fraksi PDI-P Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Gembong Warsono, menilai, pembongkaran karya seni ini menjadi mubazir karena pemasangannya hanya dalam waktu sekian bulan.
Baca juga: Anggota DPRD DKI Heran Instalasi Bambu di Bundaran HI Dibongkar
Alasan pembongkaran karena material bambu yang dipasang sudah rapuh.
Sebenarnya, berapa lama daya tahan instalasi bambu?
Seniman yang menghasilkan instalasi bambu Getih Getah, Joko Avianti, menilai, kondisi karya seninya dipengaruhi lokasi dan lingkungan.
Jika di kota lain selain Jakarta, instalasi Getih Getah diprediksi bisa bertahan lebih lama.
Arsitek Andrea Fitrianto dari Architecture Sans Frontières Indonesia (ASF-ID) mengatakan, kondisi lingkungan dapat memengaruhi kualitas bambu.
Material alami ini dapat cepat membusuk bila terkena panas dan hujan.
Bahkan, usia rata-rata instalasi bambu yang dipajang di area perkotaan, hanya 4 bulan.
"Satu tahun sudah maksimal. Karena terkena panas hujan, bambu membusuk," ujar Andrea kepada Kompas.com, Jumat (19/7/2019).
Hal ini berbeda dengan struktur bambu yang ada di pedesaan.
Menurut Andrea, jembatan bambu tradisional bisa bertahan lama dengan catatan materialnya diperbarui setiap tiga tahun.
Baca juga: Getih Getah Riwayatmu Kini...
Selain itu, dibandingkan dengan bangunan dan struktur berbahan bambu, rancangan untuk instalasi seni memang memiliki pendekatan yang berbeda.
"Pendekatan merancang memang beda. Arsitektur harus dibuat fungsional dan tahan lama," kata Andrea.
Sementara, karya seni berbahan bambu seringkali hanya digunakan untuk mengisi ruang pamer dan galeri indoor.
Dengan demikian, instalasi bambu Getih Getah yang dibongkar itu memang sudah memasuki usia maksimal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.