JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan, kenaikan harga rumah subsidi yang telah ditetapkan pemerintah, tidak secara langsung menyurutkan minat masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) membeli hunian.
Bahkan, Basuki mengklaim, permintaan pembangunan rumah subsidi melalui program kredit pemilikan rumah (KPR) Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) terus meningkat.
"Kemarin, BTN, REI dan Apersi saat datang ke kami justru meminta tambahan anggaran FLPP yang disediakan Kementerian Keuangan. Berarti permintaan untuk rumah subsidi bertambah," kata Basuki dalam keterangan tertulis, Jumat (12/7/2019).
Kenaikan harga rumah subsidi untuk tahun 2019 dan 2020 telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri PUPR Nomor 535/KPTS/M/2019. Besaran kenaikan harga jual bervariasi, tergantung dari wilayah.
Baca juga: 4 Juni, Harga Rumah Subsidi Naik
Kepmen PUPR tersebut dalam rangka mendukung Program Satu Juta Rumah yang telah dicanangkan Presiden Joko Widodo di Ungaran, Semarang pada 29 April 2015.
Melalui program ini diharapkan dapat memperkecil backlog penghunian perumahan di Indonesia yang pada tahun 2015 mencapai 7,6 juta unit menjadi 5,4 juta unit pada tahun 2019.
"Memang dari penetapan harga jual rumah subsidi terdapat kenaikan kira-kira Rp 10 juta, namun kenaikan harga rumah bersubsidi terakhir 5 tahun lalu, sehingga ini penyesuaian," imbuh Basuki.
Hingga 11 Juli 2019, pemerintah telah menyalurkan dana FLPP bagi sebanyak 47.077 unit dari target 68.858 unit dengan anggaran yang disediakan Rp 4,52 triliun.
Basuki menambahkan, penetapan harga rumah subsidi menyesuaikan dengan kondisi terkini di setiap wilayah.
Di antaranya disesuaikan dengan faktor harga tanah, kenaikan harga bahan bangunan, termasuk juga upah pekerja.
Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Khalawi Abdul Hamid mengatakan, untuk mencapai target tersebut telah dilakukan terobosan dengan menggandeng komunitas.
Salah satunya adalah perumahan Persaudaraan Pemangkas Rambut Garut (PPRG) di Kampung Sampora, Desa Sukamukti, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, yang pembangunany telah dimulai tahun 2018 dan perajin rokok di Kudus sebanyak 3.500 unit.
Hingga 1 Juli 2019 telah dibangun sebanyak 601.205 unit rumah dalam Program Satu Juta Rumah. Jumlah tersebut terbagi dalam 456.974 unit rumah MBR dan 144.231 unit rumah non MBR.
"Dengan keterbatasan anggaran yang ada program sejuta rumah dilakukan dengan berbagai penguatan seluruh stake holder. Sejauh ini masih efektif bahu membahu membangun rumah untuk mengurangi Backlog," ucap Khawali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.