JAKARTA, KOMPAS.com - Penyelesaian proyek Tol Manado-Bitung dipastikan mundur dari target. Belum rampungnya proses pembebasan lahan mengakibatkan ngaretnya penyelesaian proyek tersebut.
Sedianya, jalan tol pertama di Sulawesi Utara itu selesai akhir 2019. Namun karena proses pembebasan lahan sepanjang 13 kilometer belum selesai, maka diharapkan proyek dengan investasi Rp 6,19 triliun yang dibangun dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) ini selesai pada April 2019.
Baca juga: Progres Pembebasan Lahan Tol Manado-Bitung Tembus 95 Persen
"Ini akan mendorong perekonomian di Bitung berkembang," kata Presiden Joko Widodo dalam keterangan tertulis, Jumat (5/7/2019).
Tol ini diharapkan tidak hanya memudahkan akses barang dan jasa ke Pelabuhan Internasional Bitung yang menjadi salah satu pintu ekspor bagi kawasan Indonesia timur.
Kehadiran tol ini juga diharapkan mendukung sektor pariwisata di provinsi ini khususnya di Pulau Lembeh.
"(Tol ini) akan mendukung keduanya, pariwisata dan industri. Pariwisata baru di Pulau Lembeh dan mendukung industri terutama industri perikanan dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung sebagai akses Pelabuhan," imbuh Presiden.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, untuk mendukung pariwisata di Pulau Lembeh, pada 2020 akan dibangun sebuah jembatan yang menghubungkan ke Pelabuhan Bitung sepanjang 1 kilometer dengan kebutuhan anggaran Rp 500 miliar.
"Nantinya, tol ini tidak hanya terkoneksi untuk pelabuhan dan KEK Bitung dan Tanjung Pulisan- Likupang saja akan tetapi juga untuk kawasan pariwisata Pulau Lembeh, yang dapat di akses melalui pelabuhan Bitung," kata Basuki.
Kehadiran tol ini telah dinantikan masyarakat lantaran dapat memangkas waktu tempuh Manado ke Bitung dan sebaliknya dari saat ini sekitar 90-120 menit, menjadi sekitar 30 menit.
Selain itu, juga dapat mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas di jalan arteri yang sudah mulai mengalami kepadatan.
Jalan Tol Manado-Bitung dirancang dua seksi. Seksi 1 Ring Road Manado-Sukur-Air Madidi (14 kilometer) dikerjakan oleh Kementerian PUPR dengan progres Seksi 1A (7 kilometer) sudah mencapai 90,65 persen dan ditargetkan bisa selesai pada Oktober 2019 dan Seksi 1B (7 kilometer) sudah rampung 100 persen dan ditargetkan beroperasi pada Oktober 2019.
Pendanaan pemerintah untuk konstruksi Seksi 1 sebesar Rp 3 triliun, merupakan dukungan pemerintah untuk meningkatkan tingkat kelayakan investasi jalan tol ini.
Sedangkan Seksi 2 Air Madidi-Bitung (25 kilometer) dikerjakan oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Jasa Marga Manado Bitung yang terbagi Seksi 2A Air Madidi–Danowudu (11,5 kilometer) progresnya 87,23 persen dan Seksi 2B Danowudo–Bitung (13,5 kilometer) progresnya 19,37 persen.
Jalan tol ini memiliki lima Simpang Susun (SS) yaitu, SS Manado SS Air Madidi, SS Kauditan, SS Danowudu dan SS Bitung.
Peningkatan jalan nasional
Kementerian PUPR melalui Ditjen Bina Marga juga melakukan penanganan terhadap Jalan Nasional Non Tol yang menghubungkan Manado-Bitung-Likupang.
Tahun 2016 dilakukan peningkatan Jalan Likupang (7,7 kilometer) dengan anggaran Rp 41 miliar.
Tahun 2019 dilaksanakan dua kegiatan yakni peningkatan Jalan Girian (Bitung)-Likupang (7,9 kilometer) dengan anggaran 57 miliar dan Jalan Akses Pariwisata Likupang (6 kilometer) dengan anggaran Rp 48 miliar.
Tahun 2020 akan dilanjutkan peningkatan Jalan Girian (Bitung)-Likupang (5 kilometer) dengan anggaran Rp 40 miliar dan Jalan Akses Pariwisata Likupang (3 kilometer) dengan anggaran Rp 25 miliar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.