Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pintu Rumah Berbahan Baja Tetap Bisa Bercorak Kayu

Kompas.com - 15/06/2019, 19:37 WIB
M Latief

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Jaya Bersama Saputra Perkasa (JBSP) merintis bisnis pintu rumah berbahan baja untuk melindungi bangunan dari keamanan dan risiko kebakaran. Uniknya, corak pintu yang digunakan menyerupai urat kayu sehingga tampak depan seperti pintu kayu konvensional.

Joni Effendi, Direktur Utama JBSP, usai membagikan 1.000 bibit pohon kepada pengunjung Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Sabtu (15/6/2019), mengatakan bahwa material pintu berbahan plat baja ini dirancang menyerupai pintu berbahan kayu solid. Ini menjadi alternatif pengganti pintu rumah konvensional.

"Pintu dari plat baja tentu lebih kuat dan tahan lama, karena tidak terpengaruh kelembaban dan serangan rayap. Selain itu, pintu ini juga dilengkapi sejumlah fitur keamanan yang tidak dijumpai pada pintu konvensional. Salah satunya, lima titik penguncian yang membuat pintu baja ini lebih aman sehingga ada standar keamanan penguncian serupa brankas," tambah Joni.

Selain sebagai salah satu aspek keamanan, lanjut Joni, pintu rumah juga berfungsi untuk mempercantik tampilan rumah. Meski saat ini makin banyak produsen menawarkan beragam model pintu dari berbagai material sebagai bahan dasarnya, pintu berbahan baja bisa bersaing ketat.

Produsen pintu berbahan baja, PT Jaya Bersama Saputra Perkasa (JBSP), membagikan 1.000 bibit pohon kepada pengunjung Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Sabtu (15/6/2019). Produsen pintu berbahan baja, PT Jaya Bersama Saputra Perkasa (JBSP), membagikan 1.000 bibit pohon kepada pengunjung Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Sabtu (15/6/2019).
Joni mengatakan, agar tetap bisa mendapatkan motif kayu alami, perancangan pintu baja ini melalui proses akhir penyematan teknologi heat transferred printing sehingga tampilannya tetap bercorak persis urat kayu.

"Secara estetika tetap bisa maksimal, sementara keamanan bisa lebih baik. Lebih dari itu, kami bisa ikut menjaga kelestarian lingkungan karena tidak menggunakan material kayu," ucap Joni.

Di Indonesia kayu merupakan komoditas ekspor terbesar kedua setelah sektor migas. Mulai Jepang, Amerika hingga negara-negara Eropa menjadi negara favorit tujuan ekspor kayu, baik dalam bentuk gelondongan maupun olahan kayu potongan dan berlapis.

Terlepas dari prestasi ekspor material kayu yang cukup diperhitungkan tersebut, penebangan hutan secara massif tanpa penanaman pohon kembali akan berdampak pada ekosistem hutan di Indonesia.

World Wildlife Fund memprediksi Pulau Kalimantan akan kehilangan 75 persen luas wilayah hutannya pada 2020 menyusul tingginya laju deforestasi. Dari sekitar 74 juta hektar hutan yang dimiliki Kalimantan, hanya 71% yang tersisa pada 2005. Sementara jumlahnya pada 2015 menyusut menjadi 55%. Jika laju penebangan hutan tidak berubah, Kalimantan diyakini akan kehilangan 6 juta hektar hutan hingga 2020, artinya hanya kurang dari sepertiga luas hutan yang tersisa.

Lantaran itulah, menurut Joni, melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) kali ini JBSP membagikan 1.000 bibit pohon kepada pengunjung TMII.

"Bayangkan, kalau satu rumah ada 3 pintu dari bahan kayu, butuh berapa banyak pohon yang harus ditebang untuk jutaan rumah. Karena, untuk setiap pintu rumah yang digunakan itu kan pohon yang harus ditebang," kata Joni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau