JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke daerah lain melibatkan berbagai lembaga negara, termasuk Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Danis H Sumadilaga mengatakan, dirinya terlibat menyiapkan desain berupa masterplan dan kebutuhan infrastruktur dasar.
Namun, hal itu bisa dilakukan jika pemerintah pusat sudah menetapkan lokasi ibu kota baru tersebut.
"Tugas Kementerian PUPR mempersiapkan desainnya kalau lokasi sudah ditetapkan, yaitu masterplan dan infrastruktur dasar," ujar Danis dalam diskusi di Jakarta, Selasa (21/5/2019).
Baca juga: Plus Minus Gunung Mas dan Bukit Soeharto, Calon Ibu Kota Baru
Komponen dalam rancangan induk itu antara lain environmental assesment, desain skala metropolitan, regional linkage, skematik bangunan, rencana struktur, government core, urban landscape, dan analisis mengenai dampak lingkungan.
Untuk infrastruktur dasar menyangkut jalan perkotaan, drainase, jaringan air bersih dan persampahan, kelistrikan, informasi dan teknologi, serta transportasi.
"Setelah masterplan, yang utama dari suatu kota yaitu infrastruktur dasar, ini menyangkut struktur keseluruhan suatu kota. Pusat pemerintahannya juga harus mencerminkan identitas nasional, diikuti urban landscape, dan yang lain," imbuhnya.
Semuanya itu dilakukan secara bertahap mulai dari fase pertama pada 2019-2020 berupa perencanaan desain.
Mengenai lokasi yang cocok untuk ibu kota baru, menurut Danis, antara lain harus mewakili Indonesia secara keseluruhan dan terjangkau dari wilayah barat dan timur.
Selain itu, lokasi tersebut mempunyai luas lahan yang cukup, memiliki daya dukung, tidak berada di lokasi rawan bencana alam, dan mempertimbangkan faktor sosial budaya.
Meski demikian, dia tidak bisa menyebutkan lokasi pastinya karena keputusan itu berada di tangan presiden.
"Lokasinya sampai saat ini belum, nanti keputusan presiden. Saya belum bisa jawab," tegasnya.
Terkait biaya pembangunan infrastruktur dasar itu, Danis menambahkan, sekarang belum bisa ditentukan karena masih dalam tahap perencanaan desain dan studi kelayakan.
"Estimasi biaya saat ini masih . Belum diketahui berapa karena masih dalam proses identifikasi komponen-komponennya," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.