Rumah123 Gelar "Real Estate Awards 2019"

JAKARTA, KOMPAS.com – Situs properti Rumah123.com menyelenggarakan ajang penghargaan Real Estate Awards 2019 untuk para pelaku industri properti di Indonesia.

Pada penghargaan tahun ini, metode yang digunakan bersifat kualitatif dengan menggunakan teknologi biometric eye tracker dan electro ensefalogram (EEG).

Selain itu, penilaiannya dilakukan oleh lima orang panelis yang dianggap mewakili profesi dan jenis konsumen sesuai kelompok umur.

“Yang berbeda tahun ini dari metodologinya. Selain biometric eye tracker, juga menggunakan EEG. Ada juga panelis yang menilai dari obyek yang mereka lihat, yaitu suatu brand atau proyek properti,” ucap Country General Manager Rumah123.com Maria Herawati Manik, di Jakarta, Rabu (10/4/2019).

Penggunaan metode berteknologi biometric eye tracker dan EEG serta melibatkan panelis ini untuk memastikan kredibilitas pemenangnya yang terdiri dari 20 pengembang, dua bank, serta lima kantor agen dan 11 agen individu.

Baca juga: Indonesia Raih Tiga Penghargaan Terbaik Asia Property Awards 2018

Panelis yang menjadi tim penilai terdiri dari Ketua Umum Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (Arebi) Lukas Bong, arsitek dan pendiri dform.co Mande Austriono K, serta Soleh Solihun, Kikan, dan Candil.

Maria mengatakan, para panelis bertugas menilai 300 proyek pengembang yang saat ini terdaftar di Rumah123.

Unsur penilaiannya antara lain menyangkut informasi yang diberikan kepada konsumen, yaitu materi promosi, desain, lokasi, dan harganya.

Untuk penilaian terhadap agen, terdapat 1.000 agen properti terdaftar yang tersebar di seluruh Indonesia.

Caranya dengan melakukan mistery call untuk mengetahui cara mereka melayani konsumen dan pengetahuan tentang proyek yang ditawarkan.

Maria menambahkan, secara  umum indikator yang menjadi penentu dalam penilaian adalah Project Awareness, Interest, Quality Perception, Price Perception, dan Favorability.

Sementara itu, General Manager Marketing Rumah123.com Fanny Meilana menuturkan, pemilihan kelima orang panelis karena mewakili praktisi dan konsumen properti.

“Mereka bisa merepresentasikan kondisi yang ada di market selama ini. Misalnya Pak Lukas dilihat dari sisi agen dan Mande sebagai arsitek muda. Menurut kami, ini bisa memberi kontribusi yang baik,” ujar Fanny.