Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hemat Rp 4 Miliar Setahun, Alamanda Tower Berpredikat “Green Building”

Kompas.com - 25/02/2019, 16:48 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – PT Karyadeka Graha Lestari sebagai pengembang Alamanda Tower di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan menghemat biaya operasional gedung hingga 34 persen atau Rp 4 miliar dalam setahun.

Alamanda Tower merupakan gedung yang terdiri dari 30 lantai dan menjadi salah satu bangunan yang mendapat sertifikat green building (gedung hijau) dari International Finance Corporation (IFC) dan Green Building Council Indonesia (GBCI).

Direktur PT Karyadeka Graha Lestari Bambang Sutadi menuturkan, perusahaan mengaplikasikan prinsip bangunan hijau ini untuk mengedukasi para penghuni tentang pentingnya efisiensi penggunaan berbagai fasilitas.

“Secara konsisten, kami pengaruhi mereka supaya bisa terlibat memanfaatkan sistem efisiensi yang telah dikonsepkan dari awal,” ujar Bambang kepada Kompas.com, Senin (25/2/2019).

Menularkan kesadaran mengenai bangunan hijau menjadi tantangan berat buat pengelola gedung. Pasalnya, belum semua orang menyadari pentingnya memakai fasilitas yang tersedia secara efisien, misalnya penggunaan air dan listrik.

Selain itu, ada perencanaan yang sudah disiapkan sejak awal gedung itu ditempati. Sebagai contoh, lanjutnya, memanfaatkan cahaya matahari lebih maksimal dan menggunakan air daur ulang.

“Ada mekanisme yang sudah kami siapkan dari awal, misalnya pemanfaatan cahaya alami, air dengan sistem recycle,” ucap Bambang.

Di samping itu, kerja sama dengan pengelola operasional gedung juga harus terus dipelihara sehingga para pekerja yang sehari-hari bekerja di sana juga ikut sadar mengenai pentingnya bangunan hijau.

“Kami menunjuk konsultan pengelola yang cukup reputable. Mereka bisa menyampaikan ini sekaligus mengajak teknisi untuk benar-benar involve dalam meningkatkan efisiensi itu,” imbuhnya.

Menurut Bambang, setelah Alamanda Tower memperoleh sertifikat bangunan hijau, justru menjadi tantangan berikutnya untuk bisa terus mempertahankan predikat itu.

Sesuai data IFC, efisiensi operasional di gedung itu sama dengan konsumsi energi dari 708 rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan konsumsi air dari 104 rumah yang sama.

Ada tiga cara yang dijalankan. Pertama, melalui konsumsi energi antara lain dengan mengoptimalkan ukuran jendela dan menggunakan lapisan kaca low-E, menyeimbangkan pencahayaan alami dan beban pendingin ruangan, serta penggunaan lampu hemat energi.

Kedua, penghematan air, misalnya dengan membuat sistem debit air rendah, menggunakan air tadah hujan, serta mengolah air untuk flushing di toilet.

Ketiga, materialnya menggunakan kaca jendela dan beton dari produksi yang ramah lingkungan, memakai bahan mentah yang berasal dan dibuat di Indonesia, serta menggunakan kayu bersertifikat. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau