Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aspal Plastik dan Karet Bisa Digunakan untuk Bandara dan Pelabuhan

Kompas.com - 16/02/2019, 10:00 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penggunaan aspal plastik maupun aspal karet selama ini masih terbatas. Padahal dari sisi kualitas, aspal campuran tersebut memiliki kualitas lebih baik dibandingkan aspal biasa.

Kepala Balai Litbang Perkerasan Jalan Balitbang Kementerian PUPR Johannes Ronny mengatakan, penggunaan aspal plastik dan aspal karet selama ini baru sebatas pada tahap uji coba.

Namun, bila memang diperlukan untuk pembangunan infrastruktur skala besar, seperti bandara, pelabuhan dan jalan tol, kedua jenis aspal tersebut sudah dapat digunakan.

"Prinsipnya, semua perkerasan beraspal bisa gunakan (aspal karet atau aspal plastik)," kata Ronny menjawab pertanyaan Kompas.com, Jumat (15/2/2019).

Namun, penggunaan aspal campuran bukan tanpa persoalan. Khususnya untuk aspal campuran plastik.

Baca juga: Aspal Karet dan Plastik, Mana Lebih Baik?

Sesuai rekomendasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Ronny menuturkan, hanya sampah plastik kreseklah yang bisa digunakan sebagai bahan campuran aspal tersebut.

Penggunaan aspal karet untuk pembangunan jalan.Kementerian PUPR Penggunaan aspal karet untuk pembangunan jalan.
"Waktu itu kami sudah diskusi juga, kalau yang botol plasti itu sudah ada yang menampung, sudah bisa didaur ulang untuk dibuat barang lain. Kalau kantong kresek itu memang belum banyak yang memanfaatkan," tutur Ronny.

Sementara bila menggunakan plastik lain seperti bungkus makanan, ia khawatir, kandungan kimia yang terkandung di dalam material plastik dasarnya lebih tinggi dibandingkan dengan plastik kresek.

"Tapi kalau tidak, kita perlu, tidak smeua plastik bisa digunakan untuk aspal. Karena kalau terlalu tebel dia digunakan itu bahan kimianya bisa keluar," tukasnya.

Dari aspek biaya, ia menambahkan, produksi aspal plastik juga relatif lebih murah bila dibandingkan dengan aspal karet.

"Kalau aspal plastik itu 4 persen lebih tinggi dari produksi aspal biasa. Kalau aspal karet itu bisa mencapai 30 persen lebih tinggi," tuntas Ronny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau