Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Kerusakan, Daerah Irigasi Leuwigoong Direhabilitasi

Kompas.com - 21/01/2019, 09:25 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan rehabilitasi dan pembangunan jaringan irigasi di Daerah Irigasi (DI) Leuwigoong melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung, Ditjen Sumber Daya Air.

Pengembangan area seluas 5.313 hektar yang berada di 11 kecamatan di Kabupaten Garut tersebut, dilakukan karena terjadi kerusakan saluran.

Akibatnya, terjadi kebocoran air, pendangkalan saluran irigasi, kerusakan pada bangunan air, dan beberapa pintu yang tidak dapat dioperasikan.

Kepala BBWS Cimanuk Cisanggarung Happy Mulya mengatakan, rehabilitasi dan pembangunan ini dilakukan secara bertahap.

Baca juga: Bendungan Mila di NTB Mulai Diairi

Tahap pertama, pada 2010-2014, yaitu pembangunan Bendung Copong di Garut. Bendung ini berfungsi untuk menaikkan dan mempertahankan tinggi muka air Sungai Cimanuk.

Dengan demikian, airnya bisa dialirkan ke saluran irigasi hingga musim kemarau. Biayanya senilai Rp 136,3 miliar.

Tahap kedua, tahun 2013-2018, pembangunan saluran primer sepanjang 15 kilometer dan rehabilitasi atau peningkatan saluran primer sepanjang 3 kilometer.

Kemudian, pembangunan irigasi sekunder baru sepanjang 30 kilometer dan rehabilitasi sepanjang 69,5 kilometer.

Selain itu, dibangun pula 518 bangunan irigasi baru dan rehabilitasi 176 bangunan dengan total biaya sebesar Rp 495 miliar.

Bendung Copong di Daerah Irigasi Leuwigoong, Kabupaten Garut.Kementerian PUPR Bendung Copong di Daerah Irigasi Leuwigoong, Kabupaten Garut.

“Kami akan melanjutkan pembangunan saluran tersiernya yang ditargetkan selesai dalam dua tahun (2019-2020). Tahun 2019 sudah dianggarkan dana sebesar Rp 13 miliar dari kebutuhan seluruhnya sebesar Rp 77 miliar,” ujar Happy melalui keterangan tertulis, Minggu (20/1/2019).

Dia menambahkan, keberadaan jaringan irigasi yang andal bisa meningkatkan indeks pertanaman petani dari yang sekarang 176 persen menjadi 250 persen. Itu berarti bisa menanam padi dua kali dan palawija satu kali.

Daerah Irigasi Leuwigoong yang total luasnya 5.313 hektar terdiri dari 11, irigasi teknis yaitu Ciojar (73 hektar), Cibuyutan Utara (531 hektar), Situ Bagendit (409 hektar), Citikey (528 hektar), Cermot (107 hektar), Citameng II (82 hektar), Citameng III (91 hektar), Citameng IV (498 hektar), Cipacing (593 hektar), Cibuyut (89 hektar), Situhiang (70 hektar), dan sisanya sawah tadah hujan seluas 2.242 hektar.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meninjau Bendung Copong di Daerah Irigasi Leuwigoong, Kabupaten Garut.Kementerian PUPR Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meninjau Bendung Copong di Daerah Irigasi Leuwigoong, Kabupaten Garut.

Rehabilitasi dan pembangunan ini memantapkan kontribusi Garut sebagai lumbung pangan di Jawa Barat, sekaligus sebagai bagian dari program pemerintah pusat.

Targetnya pembangunan jaringan irigasi baru seluas 1 juta hektar dan merehabilitasi sekitar 3 juta hektar pada periode 2015-2019.

Pada kesempatan yang sama, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meninjau Bendung Copong dan melihat masih banyak sampah yang masuk ke badan sungai dan menumpuk di bendungan itu.

Basuki mengimbau kepada masyarakat agar meningkatkan budaya buang sampah di tempatnya, bukan ke sungai.

"Pembangunan bendungan akan diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya atau disebut irigasi premium. Dengan demikian, bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat memberikan manfaat yang nyata, di mana air akan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” ucap Basuki lewat pesan tertulisnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau