Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Ekspresif, Milenial Suka Warna Merah, Kuning, dan Biru

Kompas.com - 17/01/2019, 16:46 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Keinginan seseorang dalam memilih warna cat hunian berbeda-beda. Hal itu tergantung selera, kesukaan, usia, dan fungsi dari ruangan yang akan diwarnai.

Bicara soal umur, salah satu kelompok yang sudah mulai memikirkan tentang hunian yaitu generasi muda, yang kini dikenal dengan generasi milenial.

Mereka termasuk dalam golongan produktif karena telah bekerja dan mempunyai penghasilan sehingga sudah mampu menabung. Bahkan ada yang mulai membeli rumah sesuai kemampuan finansialnya.

Salah satu kebutuhan untuk mengisi rumah adalah mewarnainya dengan cat. 

Menurut desainer interior Diana Nazir, ada kecenderungan dalam beberapa tahun terakhir generasi milenial memilih warna minimalis dan alami yang disesuaikan dengan tipe rumahnya.

"Tahun-tahun terakhir ini mereka pilih warna-warna minimalis, industrial, cenderung warna monokrom, yaitu hitam, abu-abu, dan putih, juga yang natural," ujar Diana saat ditemui Kompas.com, Rabu (16/1/2019).

Baca juga: Warna Cat Rumah, Cermin Kepribadian Penghuninya

Namun, ternyata pemilihan warna tersebut tidak selamanya digemari. Saat ini kecenderungan itu mengalami kejenuhan, dan generasi milenial lebih berani untuk mengekspresikan seleranya meski berbeda dari orang lain.

Ekspresi itu dinilai merupakan bagian dari pernyataan dan realisasi atas buah pemikiran dan karakternya.

Mereka pun cenderung lebih berani untuk memakai warna-warna yang kontras dan saling bertabrakan. Sebagai contoh, warna-warna utama seperti merah, kuning, biru, dan turunannya.

"Akhirnya semua ingin buat statement sendiri dengan karakter masing-masing. Milenial sekarang lebih ekspresif. Buat mereka, berbeda dengan teman enggak apa-apa," imbuh Diana.

Dia menambahkan, perbedaan pilihan warna ini juga dipengaruhi oleh kondisi zaman yang telah berubah dan memperbolehkan generasi muda sekarang untuk menentukan keputusan sendiri.

"Kalau zaman dulu harus seragam, mungkin karena pengaruh Orde Baru, misalnya warna seragam sekolah dan panitia di suatu. Sekarang sesuai selera masing-masing," pungkas Diana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com