Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

116 Huntara Sulteng Siap Huni Desember 2018

Kompas.com - 13/11/2018, 13:02 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berencana membangun 1.200 hunian sementara (huntara) di Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).

Saat ini 116 unit sedang dibangun dan diselesaikan secara bertahap agar bisa dihuni mulai pertengahan Desember 2018.

Pembangunan huntara merupakan bagian dari upaya pemulihan kerusakan bangunan pasca-gempa bumi, tsunami, dan likuefaksi yang terjadi wilayah di Sulteng.

Baca juga: Desember 2018, Huntara Korban Gempa Sulteng Bisa Dihuni Bertahap

Untuk melihat perkembangan pembangunan huntara ini, Wakil Presiden Jusuf Kalla didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono berkunjung ke lokasi gempa di Desa Mpanau, Kabupaten Sigi, dan Kelurahan Petobo, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (11/11/2018).

“Diperlukan langkah-langkah percepatan pembangunan huntara yang secara bertahap harus mulai bisa dihuni pada akhir Desember 2018, mengingat sudah memasuki musim hujan sehingga masyarakat bisa pindah dari tenda,” ucap Jusuf  Kalla melalui keterangan tertulis, Senin (12/11/2018).

Pembangunan hunian sementara (huntara) di Sulawesi Tengah.Kementerian PUPR Pembangunan hunian sementara (huntara) di Sulawesi Tengah.

Dalam kesempatan itu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, sejumlah kontraktor dari BUMN Karya terus menambah tenaga kerja sehingga waktu kerja bisa ditambah hingga malam hari dengan sistem shift.

Dengan cara itu, diharapkan bisa mempercepat pembangunan huntara dan jumlah unit yang dibangun akan bertambah sesuai perkembangan data pengungsi yang membutuhkan.

Huntara yang dibangun dengan model knockdown berukuran 12 x 26,4 meter persegi, dibagi menjadi 12 bilik. Setiap biliknya akan dihuni oleh satu keluarga. Rencananya pertengahan Desember pengungsi sudah bisa masuk ke huntara," ujar Basuki.

Dia menambahkan, huntara merupakan hunian transit pengungsi dari tenda sampai diselesaikannya pembangunan hunian tetap dan relokasi permukiman.

Berbiaya pembangunan sekitar Rp 500 juta per unit, satu huntara dilengkapi 4 toilet, 4 kamar mandi, septic tank, tempat mencuci, dan dapur dengan listrik 450 watt di setiap bilik.

"Untuk pemasangan listrik dan pembayarannya akan dikoordinasikan dengan Kementerian ESDM dan PLN. Pasti ada kebijakan tersendiri untuk membantu pengungsi," imbuh Basuki.

Sementara itu, Ketua Satgas Penanggulangan Bencana Sulteng Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto menuturkan, dari 1.200 huntara yang direncanakan, lokasi yang sudah diverifikasi berada di 48 lokasi, yakni 9 lokasi di Donggala, 21 lokasi di Palu, dan 18 lokasi di Sigi.

Sebanyak 506 huntara di antaranya sudah terukur untuk penentuan tata letak (layout) dan 116 unit dalam penyelesaian dengan progres fisik 19,27 persen.

Nantinya huntara tersebut dibangun dengan sistem klaster di 5 zona dengan pertimbangan faktor ketersediaan lahan dan keamanan lokasi dari dampak gempa.

Setiap klaster terdiri dari 10 unit huntara (120 bilik) yang tahan gempa, serta akan dibangun pula satu sekolah PAUD dan SD, tempat sampah, ruang terbuka untuk kegiatan warga, dan tempat parkir sepeda motor.

"Kami buat senyaman mungkin karena digunakan dalam jangka waktu cukup lama untuk 1 hingga 2 tahun, sambil menunggu sampai relokasi hunian tetap yang dibangun pemerintah selesai," tutur Arie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau