JAKARTA, KOMPAS.com - PT MRT Jakarta telah memulai proses feasibility study perpanjangan trase mass rapid transit (MRT) ke wilayah Tangerang Selatan (Tangsel).
Hal ini guna mengetahui seberapa besar nilai kelayakan implementasi bila jalur MRT diperpanjang.
Direktur Keuangan dan Administrasi PT MRT Jakarta Tuhiyat mengatakan, Badan Pengatur Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan pada akhir bulan lalu telah melayangkan surat kepada PT MRT Jakarta untuk memulai proses feasibility study tersebut.
"Nanti trasenya kira-kira di mana, ikutin tolkah, masuk Pondok Cabekah, terserah kira-kira di mana," kata Tuhiyat di kantornya, Jumat (26/10/2018).
Baca juga: Pinjaman Tahap Pertama MRT Fase 2 Rp 9,4 Triliun
Sesuai Rencana Induk Transportasi Jabodetabek, jalur utara-selatan MRT yang merupakan Fase 1 dan 2 proyek ini, akan diperpanjang hingga wilayah Pondok Cabe.
Namun, beberapa waktu lalu Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany meminta, agar trase tersebut tidak berhenti sampai Pondok Cabe saja, namun dapat diperpanjang hingga ke Tangerang.
"Ibu Wali Kota minta dibelokkin ke BSD, Puspitek," kata dia.
Kajian tersebut ditargetkan dapat selesai akhir tahun ini sehingga pada tahun depan dapat mulai disiapkan skema bisnis serta jenis kerja sama yang dapat dilakukan dalam pembangunannya.
Soal pendanaan, Tuhiyat mengatakan, berbeda dengan Fase 1 dan 2, Fase Tangsel tak akan menggunakan pinjaman dari Japan International Cooperation Agency (JICA) lagi.
Melainkan akan menggunakan pinjaman dari pihak lain, baik itu dari dalam negeri maupun luar negeri.
Diperkirakan, panjang Fase Tangsel ini akan mencapai 16 kilometer dan akan menggunakan jalur layang atau elevated sepenuhnya.
"Underground mahal," tutup dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.