JAKARTA, KOMPAS.com - Tingkat okupansi ruang perkantoran di kawasan Central Business District (CBD) Jakarta menurun.
Menurut laporan Savills Research & Consultancy, tingkat kekosongan bertambah hingga 22,78 persen atau seluas 1.387.302 meter persegi.
Angka ini lebih tinggi dibanding tingkat kekosongan pada periode yang sama tahun sebelumnya, yang mencapai 18,36 persen.
Baca juga: Bisnis Lesu, Kantor Kosong di CBD Jakarta Tambah Luas
Kekosongan terbesar berada di ruang perkantoran grade A dengan persentase 32 persen, dibanding tahun lalu yang hanya 27 persen. Tak hanya grade A, semua grade juga mengalami peningkatan tingkat kekosongan.
Selain itu, secara keseluruhan, harga sewa ruang perkantoran di kawasan CBD menurun sebesar 3,6 persen.
Menurut data Savills, hingga Semester pertama tahun 2018, harga sewa rata-rata menurun dari Rp 213.000 pada tahun lalu menjadi Rp 205.000 per meter persegi.
Harga sewa ruang perkantoran grade A Rp 229.000 atau menurun sebesar 8,8 persen dibanding tahun lalu.
Sementara persentase harga ruang perkantoran grade B menurun sebesar 3,8 persen aatu sebesar Rp 188.000 per meter persegi.
Adapun harga sewa ruang perkantoran premium berada di angka Rp 370.000 per meter persegi atau menurun sebesar 13,8 persen dibanding tahun lalu.
Lebih lanjut, para pemilik usaha ruang kerja komunal juga menyumbang kontribusi yang besar ke pasar ini. Meski begitu, mereka menghindari ruang perkantoran grade A maupun premium.
"Permintaan sewa secara konsisten didominasi oleh industri yang bergerak di bidang teknologi dan finansial," ujar Head of Research Savills Indonesia, Anton Sitorus dalam laporannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.