Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waduk Makin Rusak, Masyarakat Wajib Peduli

Kompas.com - 18/10/2018, 14:16 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kerusakan yang terjadi pada waduk harus menjadi perhatian semua pihak untuk mencegah timbulnya sedimentasi dan korosivitas.

Hal itu dikemukakan Eko Winar Irianto seusai dikukuhkan menjadi Profesor Riset Bidang Teknik Lingkungan Sumber Daya Air di kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jakarta, Kamis (18/10/2018).

Dalam pengukuhan itu, dia menyampaikan orasi yang berjudul Strategi Restorasi Kualitas Air Waduk Melalui Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Berkelanjutan di Indonesia.

Baca juga: Tiga Bendungan Rp 8,44 Triliun Mulai Dibangun

Latar belakang Eko membahas masalah ini adalah untuk mengajak masyarakat dan membangkitkan kesadaran untuk ikut terlibat dalam penyelamatan infrastruktur sumber daya air (SDA).

“Prinsipnya ingin masyarakat peduli sumber daya air dalam rangka menyelamatkan infrastrukturnya agar daya guna sumber air kita tetap jalan sekaligus mengurangi kerusakannya,” ujar Eko, di Jakarta, Kamis (18/10/2018).

Masyarakat seharusnya tidak hanya memanfaatkan SDA, tetapi juga perlu mengendalikan kerusakan agar infrastrukturnya tetap awet dan bermanfaat.

Dia mengungkapkan,  pada umumnya kondisi waduk di Indonesia mengalami sedimentasi. Hal itu patut diperhatikan karena berpengaruh terhadap korosivitas atau pengikisan waduk.

“Waduk makin korosif, maka harus diantisipasi terus agar jangan sampai korosivitas berlanjut,” ucap Eko.

Kerusakan yang terjadi pada waduk terutama pencemaran. Zat-zat pencemar yang masuk ke waduk bisa meningkatkan kesuburan waduk sehingga menjadi tempat pertumbuhan enceng gondok dan tanaman lain.

Efek dari pertumbuhan berbagai jenis tanaman itu akan ada pembusukan. Pembusukan inilah yang akan mengakibatkan korosivitas.

“Kalau waduk keruh, efeknya akan ada sedimentasi. Kalau ada korosivitas berarti akan ada pembusukan,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com