Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Pemetaan OSM, Area Terdampak Likuefaksi Palu 185,13 Hektar

Kompas.com - 07/10/2018, 12:00 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berbagai upaya dilakukan untuk segera memulihkan kawasan yang terdampak gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah.

Salah satunya seperti yang dilakukan Komunitas OpenStreetMap (OSM) Indonesia. Melalui aktivitas grup berbagi di Facebook, mereka membagikan peta bangunan dan jalan yang terdampak likuefaksi.

Pemetaan dilakukan melalui interpretasi citra Digital Globe (DG) pasca bencana pada 2 Oktober lalu dengan melakukan overlay data bangunan dan jalan yang berasal dari data OSM.

"Data dan bangunan dan jalan tersebut didapatkan dari hasil pemetaan secara partisipatif menggunakan Tasking Manager oleh para relawan pemetaan," tulis relawan OSM Indonesia, Dewi Sulistioningrum pada grup tersebut, Sabtu (6/10/2018).

Dampak kerusakan akibat gempa Donggala dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah, pada Jumat (28/9/2018), di Kampung Wani 2, Kecamatan Tanatopea, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Selasa (2/10/2018). Kapal Sabuk Nusantara 39 sampai terdampar ke daratan.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Dampak kerusakan akibat gempa Donggala dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah, pada Jumat (28/9/2018), di Kampung Wani 2, Kecamatan Tanatopea, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Selasa (2/10/2018). Kapal Sabuk Nusantara 39 sampai terdampar ke daratan.

Adapun digitasi data OSM yang digunakan menggunakan citra DG sebelum dan sesudah kejadian supaya bisa menghasilkan datan bangunan yang lebih akurat di lapangan.

Setidaknya, ada dua peta yang mereka tampilkan. Peta pertama merupakan peta bangunan dan jalan yang terdampak likuefaksi di Petobo, Palu Selatan.

Dari peta yang ditampilkan, diketahui bahwa wilayah yang terdampak seluas 185,13 hektar. Jumlah bagnunan terdampak mencapai 2.051 unit yang terdiri atas 218 unit rusak ringan dan 1.833 unit rusak berat.

Pemetaan bangunan dan jalan yang rusak akibat likuefaksi di Petobo, Palu Selatan, Sulawesi Tengah yang dilakukan Komunitas OpenStreetMap Indonesia.Facebook / Komunitas OpenStreetMap Indonesia Pemetaan bangunan dan jalan yang rusak akibat likuefaksi di Petobo, Palu Selatan, Sulawesi Tengah yang dilakukan Komunitas OpenStreetMap Indonesia.

Sementara, jumlah jalan terdampak mencapai 30,75 kilometer meliputi jalan sekunder, jalan lokal, jalan pemukiman, jalan setapak dan jalan lainnya.

Peta kedua menunjukkan bangunan dan jalan terdampak di kawasan Balaroa, Palu Barat. Secara keseluruhan, luas area terdampak mencapai 51,34 hektar.

Adapun jumlah bangunan yang terdampak mencapai 1.627 unit terdiri atas rusak sedang 263 unit dan rusak berat 1.364 unit.

Sementara, panjang jalan terdampak mencapai 12,03 kilometer terdiri atas jalan lokal, jalan pemukiman, gang dan jalan setapak.

Data peta tersebut dapat diunduh melalui laman https://export.hotosm.org/en/v3/ atau https://data.humdata.org/dataset/hotosm_idn_palu_buildings.

Pemetaan bangunan dan jalan yang rusak akibat likuefaksi di Balaroa, Palu Barat, Sulawesi Tengah yang dilakukan Komunitas OpenStreetMap Indonesia.Facebook / Komunitas OpenStreetMap Indonesia Pemetaan bangunan dan jalan yang rusak akibat likuefaksi di Balaroa, Palu Barat, Sulawesi Tengah yang dilakukan Komunitas OpenStreetMap Indonesia.

Dewi pun mengajak para relawan yang masih berada di Palu untuk bergabung melengkapi data yang ada, seperti bangunan yang teridentifikasi sebagai objek penting layaknya rumah sakit, klinik, sekolah, dan tempat ibadah.

"Sehingga data OSM semakin aktual dan hasil analisis penanganan bencana semakin baik," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com