Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah, Persoalan Perilaku

Kompas.com - 28/09/2018, 18:00 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sampah telah menjadi sebuah persoalan yang mendapat sorotan global dalam beberapa waktu terakhir. Diperlukan perubahan perilaku masyarakat untuk mengatasi persoalan ini.

Pada 2015 lalu, jurnal Science mengungkap sebuah penelitian bahwa Indonesia menjadi negara penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia.

Meski anggapan ini masih diperdebatkan oleh sebagian kalangan, namun tetap perlu mendapatkan perhatian serius.

"Masalah sampah adalah masalah perilaku, karenanya diperlukannya perubahan perilaku masyarakat untuk disiplin membuang sampah pada tempatnya," kata Sekretaris Ditjen Cipta Karya Rina Agustin di kantornya, Kamis (27/9/2018).

Keberadaan sampah di sekitar lingkungan masyarakat seharusnya dapat ditangani dengan baik apabila ada sistem manajemen persampahan yang bekerja maksimal. Bahkan, sampah dapat dikelola menjadi energi listrik.

Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan.

Melalui Perpres, pemerintah pusat mendorong agar pemerintah daerah membangun instalasi pengolah sampah menjadi energi listrik (waste to energy).

"Ada 12 kota yang ditunjuk Presiden untuk segera memiliki PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah)," kata Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Dodi Krispratmadi.

Kota-kota tersebut yakni Jakarta, Tangerang Selatan, Bekasi, Bandung, Semarang, Surakarta, Surabaya, Makassar, Denpasar, Palembang dan Manado.

"DKI sudah kerja sama dengan Finlandia. Jadi mereka punya Jakpro itu kerja sama dengan perusahaan dengan Finlandia membangun Waste To Energy (WTE) itu berkapasitas 2.200 ton per hari," kata Dodi.

Meski demikian, apa yang telah dilakukan Pemprov DKI dinilai masih kurang. Pasalnya, produksi sampah DKI yang dibuang di wilayah Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat itu mencapai 6.700 hingga 7.000 ton per hari.

Bahkan saat puasa produksi sampah dapat meningkat hingga mencapai 8.000-9.000 ton per hari.

"Sehingga paling tidak DKI itu perlu empat WTE," ujarnya.

Berpusat di Palu

Masalah persampahan ini akan dibawa pada puncak peringatan Hari Habitat Dunia (HHD) dan Hari Kota Dunia (HKD) yang akan diselenggarakan di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Nantinya, sejumlah kegiatan akan diselenggarakan di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Kawatuna.

Tahun ini, HHD 2018 mengusung tema Municipal Solid Waste Management, sedangkan HKD 2018 mengambil tema Building Sustainable and Resilient Cities.

Dengan tema tersebut, diharapkan dapat menggaungkan pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan memikirkan solusi atas berbagai isu perkotaan dalam rangka mendukung terwujudnya kota yang berkelanjutan dan tangguh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau