Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampung SAYA, Rumah Layak Huni Harga Murah

Kompas.com - 28/09/2018, 14:34 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Dua orang pemuda bernama Estevantra Sunandijaya dan Yeriel Johan menjadi pemenang kategori Rumah Tapak dalam sayembara Desain Rumah Tapak dan Rumah Susun Bersubsidi 2018 yang digelar Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bekerja sama dengan Bank Tabungan Negara (BTN).

Mereka menciptakan konsep desain permukiman yang diberi nama Kampung SAYA. Kata "SAYA" merupakan singkatan dari Sehat, Aman, Yogia, dan Asri.

Makna Sehat adalah perumahan yang sehat secara fisik dan psikologis dengan ikatan ketetanggaan yang erat.

Baca juga: Omah Uwoh, Rusun Tumbuh untuk MBR

Aman berarti perumahan yang memenuhi aspek keselamatan bangunan, sedangkan Yogia ditujukan sebagai permukiman layak huni dan patut meski dalam keterbatasan biaya.

Adapun Asri artinya lingkungan permukiman yang asri, teduh, dan harmonis.

Konsep permukiman tapak ini didesain menggunakan bahan bangunan yang praktis dan relatif murah sehingga waktu pembangunannya lebih singkat, menghemat tenaga kerja, dan tetap mempertahankan kualitas struktur bangunan.

Mereka mengonsep perumahan ini untuk menjawab tantangan desain rumah yang aman, nyaman, dan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

"Tantangannya bagaimana caranya bikin konsep rumah yang beda tapi murah. Bahannya lokal semua. Cara membangunnya juga seperti rumah biasa," ucap Estevantra saat ditemui dalam diskusi Housing Talks, di Jakarta, Kamis (27/9/2018).

Struktur bangunan rumah ini menggunakan sistem rumah instan sederhana sehat (risha) yang diciptakan oleh Kementerian PUPR. Selebihnya, material lain sama seperti bahan bangunan rumah pada umumnya.

Satu unit rumah terdiri dari dua lantai yang berukuran luas total 36 meter persegi, masing-masing lantai 18 meter persegi.

"Orang dengan budget terbatas beli yang tipe 18, nanti bisa extend ke atas jadi tipe 36," ujar Este, nama panggilannya.

Penghuninya bisa mendesain rumah itu sesuai selera dan kebutuhan sehingga nantinya akan terlihat desain rumah yang berbeda-beda di perumahan itu, tergantung pemiliknya masing-masing.

Dia menambahkan, biaya untuk membuat satu unit rumah tipe berukuran 18 meter persegi sekitar Rp 70 juta, sedangkan untuk ukuran 36 meter persegi diperlukan dana Rp 100 juta.

Menurut Este, secara teknis, pembangunan kompleks rumah seperti ini realistis, baik dari segi cara membuat maupun material bangunan.

Mengenai lokasi, dia memberi contoh di daerah Cicayur yang berada di pinggiran BSD City.

"Di sana tanah masih murah, harganya Rp 1 juta sampai Rp 2 jutaan. Kalau di dalam kompleks sudah belasan juta," imbuhnya.

Este menyarankan lokasi itu karena selain harga tanahnya relatif murah, juga dekat dengan jalan raya dan Stasiun KRL Commuter Line Cicayur. Dengan demikian, akses transportasi umum pun mudah dan terjangkau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com