KOMPAS.com - Para pemimpin Senegal telah lama memimpikan pusat kota baru menggantikan kepadatan serta kemacetan di Ibu Kota Dakar.
Dengan populasi kota yang melebihi tiga juta jiwa, tingkat pengangguran dan kemacetan di kota semakin tinggi.
Selain mengurangi kemacetan, pembangunan ini merupakan bagian dari strategi untuk mendorong pertumbuhan ekonomI Senegal.
Baca juga: Tahun 2100, Kota Terbesar Dunia Ada di Afrika
Setelah mendapatkan persetujuan pada 2013, pengembang akan menyelesaikan pembangunan Diamniado.
Proyek senilai 2 miliar dollar AS ini akan mengubah wajah kota baru di Senegal menjadi tempat yang lebih futuristik.
Lokasinya yang berada di luar Kota Dakar, diharapkan akan menjadi tempat layak bagi masyarakat. Proyek ini diharapkan rampung pada 2035 mendatang.
Menurut menteri yang bertanggung jawab dalam pembangunan, Cheikh Kante, proses konstruksinya sudah mencapai 80 persen.
Nantinya, fasilitas pendidikan yang berupa universitas ini mampu menampung sekitar 30.000 siswa.
Selain itu, proyek ini juga akan meyediakan hunian kelas menengah bagi sekitar 350.000 penduduk.
Meski terlihat futuristik, namun proyek ini tak luput dari kritikan. Para pengkritik khawatir, proyek ini malah akan membuat negara ini semakin tenggelam di dalam utang.
Selain itu, pembangunan Diamniado diyakini tidak akan menjangkau sebagian besar penduduk Senegal.
Meski mendapat banyak tentangan, pemerintah setempat tetap melanjutkan pembangunan Diamnido. Mereka berdalilh pembangunan ini merupakan strategi untuk meningkatkan ekonomi Senegal.
Meski ekonomi Senegal tumbuh sebesar 6 persen, namun rasio utang terhadap PDB juga meningkat sebesar 61 persen.