Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Infrastruktur Olahraga Setelah Asian Games 2018

Kompas.com - 24/08/2018, 15:00 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Sejumlah infrastruktur olahraga di Indonesia dibangun dan dibenahi sebagai persiapan Asian Games 2018.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendapat tugas untuk melaksanakan pembangunan dan renovasi.

Kini, perhelatan olahraga terakbar se-Asia itu sedang berlangsung di Jakarta, Palembang, dan Jawa Barat sampai 2 September 2018.

Baca juga: Biaya dan Waktu, Masalah Utama Renovasi Venue Asian Games

Jika event ini sudah selesai, berbagai prasarana dan sarana olah tubuh itu akan diapakan?

Menjawab pertanyaan itu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengharapkan agar fasilitas olahraga yang sudah disediakan bisa terus dipelihara dengan baik.

Selain itu, karena infrastruktur tersebut dibangun sesuai standar internasional, diharapkan juga mendukung pencapaian prestasi para atlet Indonesia agar lebih meningkat dan bisa bersaing dengan atlet negara-negara lain.

Fasilitas bagi penyandang disabilitas di Stadion Renang (Aquatic), Kompleks Gelora Bung Karno.Dokumentasi Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Fasilitas bagi penyandang disabilitas di Stadion Renang (Aquatic), Kompleks Gelora Bung Karno.
“Mudah-mudahan dengan fasilitas olahraga itu kita bisa memeliharanya, dan sekarang tugasnya para atlet supaya prestasinya harus lebih baik,” tutur Basuki, di Jakarta, Kamis (23/8/2018).

Dia menjelaskan, banyak bangunan olahraga yang dipakai sampai sekarang merupakan peninggalan dari Asian Games 1962 ketika Indonesia menjadi tuan rumah saat itu.

Salah satunya Stadion Istora Senayan, Stadion Madya, Stadion Gelora Bung Karno, dan kolam renang.

Pemerintah merenovasinya sehingga berbagai venue itu memenuhi standar yang ditentukan oleh panitia Asian Games, bahkan sejumlah pihak mengakuinya berstandar internasional.

“Itu kebanyakan peninggalan tahun 1962 dulu. Kami ini melakukan renovasi, yang bangun baru itu enggak banyak, misalnya squash. Yang lainnya itu peninggalan, seperti Istora, Madya, dan aquatic hanya diperbaiki,” kata Basuki.

Jokowi dan Cak Imin, bermain bola Bowling di venus JSC, Palembang, Sumatera SelatanKOMPAS.com/ Aji YK Putra Jokowi dan Cak Imin, bermain bola Bowling di venus JSC, Palembang, Sumatera Selatan
Dia menambahkan, contoh lainnya yaitu fasilitas bulu tangkis di Cipayung, Jakarta Timur. Saat ini kompleks itu sudah diperbaiki, termasuk penginapan atletnya. Jika dibandingkan kondisi sebelumnya, penginapan di sana mirip hotel kelas melati.

Begitu pula dengan fitness center atau pusat kebugaran yang sudah dibenahi sehingga berfungsi dengan baik dan layak digunakan para atlet.

Menurut Basuki, tidak adil rasanya jika kita menuntut para atlet untuk berprestasi, apalagi juara dunia, tetapi tidak ada fasilitas memadai untuk mereka berlatih.

“Fasilitas bulu tangkis di Cipayung, sekarang baru diperbaiki penginapannya. Sebelumnya kayak hotel melati, tapi nuntut mereka jadi juara dunia, jadi enggak fair. Sekarang sudah baik. Tempat latihannya juga rusak, yang namanya fitness center, dari 10 treadmill, 9 yang rusak, itu pun masih bisa juara dunia,” ungkap dia.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau