Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikerjakan Rusia, Konstruksi Unit Kedua PLTN Bangladesh Dimulai

Kompas.com - 02/08/2018, 23:00 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pembangunan unit kedua Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Rooppur, Ishwardi, Bangladesh, mulai dilakukan dan ditandai dengan pengerjaan beton pertama.

Acara seremonial itu dilakukan secara simbolis dengan menuangkan beton pada fondasi dasar reaktor unit yang akan dibangun.

“Delapan bulan yang lalu, seremoni beton pertama konstruksi PLTN Rooppur unit pertama sudah dilakukan, dan hari ini kita bertemu lagi untuk memulai konstruksi utama dari PLTN Rooppur unit kedua,” ujar Wakil Direktur Jenderal Pertama untuk Manajemen Operasi Rosatom State Corporation Alexander Lokshin dalam keterangan tertulis, Rabu (1/8/2018).

Baca juga: Rumah Ini Mampu Hasilkan Energi dan Memanen Air Hujan

Rosatom merupakan perusahaan milik negara Rusia yang bergerak di bidang energi atom.

Proyek yang dikerjakan yaitu menyatukan aset di bidang energi nuklir, perencanaan dan pembangunan PLTN, serta rekayasa tenaga nuklir.

Lokshin mengatakan, semua pekerjaan pada pembangunan PLTN Rooppur berjalan sesuai jadwal yang ditentukan.

Dia pun mengucapkan terima kasih atas kerja sama antara tim dari Rusia dan Bangladesh sehingga penyelesaian konstruksi PLTN itu bisa dilaksanakan tepat waktu.

Hadir dalam seremoni itu Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina dan Wakil Perdana Menteri Rusia untuk Urusan Kompleks Industri Pertahanan Yury Borisov.

Lokshin menambahkan, delapan unit PLTN yang didesain Rusia masih dalam tahap pembangunan. Lokasinya termasuk di wilayah Asia Tenggara.

Untuk diketahui, Bangladesh menghasilkan sekitar 59 TWh listrik secara gross pada tahun 2015.

Permintaan listrik di negara itu terus meningkat secara signifikan, yakni 7 persen per tahun.

Sekitar 20 persen dari 166 juta penduduk Bangladesh hidup tanpa listrik, baik dari jaringan listrik maupun instalasi surya lokal, hingga saat ini.

Masyarakat yang sudah mendapatkan listrik pun sering mengalami pemadaman.

Hal itu berbeda dibanding di Indonesia, yang pada tahun 2015 sudah memproduksi 234TWh listrik secara lokal.

Menurut Asosiasi Nuklir Dunia, Indonesia harus menambah kapasitas generator listriknya untuk 10 tahun ke depan dan melakukan ekspansi hingga tahun 2050.

Gunanya untuk memenuhi permintaan dari sisi ekonomi dan populasi penduduk yang terus meningkat sehingga kebutuhan akan listrik pun teus bertambah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com