JAKARTA, KOMPAS.com – Sama seperti jalan tol lainnya, pembangunan Tol Cimanggis-Cibitung juga mengalami berbagai masalah.
Pihak PT Waskita Toll Road sebagai kontraktor pelaksana menyatakan, masalah pertama yaitu berupa pembebasan lahan.
Lahan yang harus dibebaskan itu ada yang dimiliki oleh penduduk di sekitar lokasi proyek, dan ada juga yang dimiliki oleh TNI.
“Kendala pembangunannya soal pembebasan lahan. Masalahnya lahan itu ada yang milik penduduk dan banyak juga yang milik TNI,” kata Direktur Utama PT Waskita Toll Road Herwidiakto saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (14/7/2018).
Baca juga: Telan Rp 3,5 Triliun, Tol Cimanggis-Cibitung Seksi I Rampung 2019
Lahan milik TNI yang dibebaskan itu tadinya digunakan untuk perumahan anggota TNI dan sudah direlokasi ke daerah di sekitarnya.
Masalah kedua dalam pembangunan tol itu yakni menyangkut utilitas. Maksudnya, jalur tol tersebut melewati jalur jaringan pipa gas.
Namun, kata Herwidiakto, masalah itu saat ini sudah diselesaikan.
“Ada masalah utilitas juga karena kena saluran pipa gas di dekat Cimanggis. Sekarang sudah solved,” ungkap dia.
Untuk diketahui, Jalan Tol Cimanggis-Cibitung terdiri dari Seksi 1 dan Seksi 2. Pengerjaan Seksi 1 saat ini terus dilakukan dan ditargetkan selesai pada Desember 2018.
Panjangnya mencapai 3,5 kilometer dan dibangun dengan biaya investasi hingga Rp 3,5 triliun.
“Seksi 1 diusahakan selesai sesuai target pada Desember tahun ini. Panjangnya 3,5 kilometer,” ucap Herwidiakto.
Secara bersamaan, Seksi 2 juga sedang dibangun dan nantinya berakhir di Cibitung. Proyek tersebut ditargetkan rampung pada 2019.
Jika pengerjaan Seksi 1 dan 2 sudah selesai, nantinya total panjang jalan tol itu mencapai 26 kilometer. Menurut Herwidiakto, nilai keseluruhan investasinya lebih kurang Rp 8,5 triliun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.