Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sektor Properti Masih Lesu

Kompas.com - 04/07/2018, 22:30 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - "Secara umum, sektor properti masih belum menunjukkan recovery (pemulihan), masih lesu. Kami prediksikan hingga akhir tahun 2018".

Demikian Senior Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto menjawab pertanyaan Kompas.com, Rabu (4/7/2018), di Jakarta.

Menurut Ferry perlambatan terjadi di semua sub sektor, terutama perkantoran. Selain itu juga performa pusat belanja (ritel), kawasan industri, apartemen strata dan sewa, hotel, serta rumah untuk ekspatriat yang menunjukkan stagnasi.

Baca juga: 196 Pengembang Properti Jawa Barat Gulung Tikar

Meskipun ada pergerakan permintaan pada awal tahun, namun itu tidak cukup signifikan terhadap perbaikan kondisi pasar. Hal ini disebabkan, pasokan baru melebihi kebutuhan.

"Khusus untuk peningkatan permintaan ruang tidak sejalan dengan peningkatan tarif sewa," kata Ferry.

Alhasil, para pengembang dan pengelola gedung perkantoran lebih fokus pada strategi bagaimana tingkat keterisian (okupansi) terjaga, sehingga ruang-ruangnya tetap tersewa.

Betapa tidak menjalankan strategi ini, pasokan perkantoran di kawasan bisnis atau central business district (CBD) dan non CBD Jakarta hingga 2021 seluas 11,5 juta per meter persegi.
 
Ferry merinci, 7 juta meter persegi di antaranya terkonsentrasi di CBD Jakarta. Sementara hingga akhir 2018 saja, terdapat 10 juta meter persegi diseluruh ibu kota ini.
 
Sementara tingkat kekosongan hingga akhir tahun diprediksi 2 juta per meter persegi. Permintaan menurun tapi pasokan bertambah. Sebuah, kondisi yang cukup berbeda dengan beberapa tahun sebelumnya. 
 
IlustrasiShutterstock Ilustrasi
Dengan adanya tingkat kekosongan tersebut, okupansi pun melorot menjadi 79 persen. Ini merupakan angka terburuk sejak 2012.
 
"Sebelumnya, okupansi masih di angka 85 persen," cetus Ferry seraya menambahkan, kondisi perkantoran di luar CBD, juga bakal mengalami penurunan 2 persen hingga 2,5 persen.
 
Koreksi harga
 
Serupa dengan kuartal sebelumnya, menutup semester satu tahun ini, kinerja perkantoran pada metriks harga sewajuga terkoreksi.
 
Hal ini sebagai konsekuensi logis dari permintaan yang tak kunjung bertambah namun pasokan terus melonjak. 
 
Menurut Ferry, harga sewa (transacted price) bisa turun 2-3 persen dari harga penawaran (asking price).
 
Saat ini harga sewa perkantoran rata-rata Rp 300.000 per meter persegi, sementara harga perkantoran strata sekitar Rp 55 juta-Rp 56 juta per meter persegi.
 
Apartemen

Selain perkantoran, sub sektor lain yang performanya menunjukkan stagnasi adalah apartemen, terutama kelas menengah ke bawah. 

Ilustrasi apartemen.vkyryl Ilustrasi apartemen.
Problema utamanya, kata Ferry, adalah daya beli yang cenderung terus menurun. Kendati Bank Indonesia (BI) telah merelaksasi Loan to Value (LTV) yang memungkinkan konsumen bebas membayar uang muka atau down payment (DP), tidak akan berdampak signifikan.

Sementara problem kelas menengah ke atas adalah sentimen negatif imbal hasil atau yield. Dalam dua tahun terakhir yield pasar belum terlalu besar. Hal ini disebabkan pasar sewa masih tiarap.

Baca juga: Konsumen Butuh Bunga Rendah dan Tenor Panjang Ketimbang DP 0 Rupiah

"Selain itu, masalah fiskal juga menjadi hambatan utama. Ke mana-mana orang mau beli apartemen seakan dimata-matai, dari mana uangnya, dan lain sebagainya," ungkap Ferry.

Karena faktor itulah, penjualan pun terus menurun. Meski demikian, apartemen menengah ke bawah masih menunjukkan kinerja lebih baik ketimbang kelas menengah atas.

Pada gilirannya, pasokan hingga akhir tahun pun akan didominasi apartemen kelas menengah bawah. Menurut Colliers, terdapat 64.660 unit pasokan baru atau atau 33 persen dari total pasokan hingga 2021.

Petugas menghitung pecahan dollar Amerika di salah satu gerai penukaran mata uang di Kwitang, Jakarta, Jumat (29/6/2018). Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan Jumat (29/6/2018) siang berada pada level Rp 14.360.MAULANA MAHARDHIKA Petugas menghitung pecahan dollar Amerika di salah satu gerai penukaran mata uang di Kwitang, Jakarta, Jumat (29/6/2018). Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan Jumat (29/6/2018) siang berada pada level Rp 14.360.
Negatifnya sentiman pasar ini mengakibatkan tingkat serapan untuk proyek yang masih dibangun kecenderungannya juga menunjukkan tren menurun.

Alhasil, pertumbuhan harga kurang dari 10 persen atau lebih rendah dari catatan 2011-2015 yang masih bertengger di angka 10-15 persen.

Sebagai informasi, harga rata-rata apartemen di Jakarta mencapai Rp 33,2 juta per meter persegi.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau