Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebutuhan Ramadan Mengalihkan Minat Kelas Menengah-Bawah Membeli Rumah

Kompas.com - 28/05/2018, 15:30 WIB
Arimbi Ramadhiani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Selama Ramadan dalam beberapa tahun terakhir, pasar properti sedikit melambat dilihat dari segi harga.

Berdasarkan Rumah.com Property Index, harga properti pada kuartal ketiga 2016 mengalami penurunan sebesar 0,4 persen dari kuartal sebelumnya.

Sementara pada 2017, indeks menunjukkan harga properti pada kuartal ketiga turun sebesar 0,1 persen.

Baca juga: Setiap Ramadan, Pasar Properti Lesu

Pengamat ekonomi dan properti, David Cornelis, menjelaskan tren negatif ini lebih terasa di sektor properti menengah bawah.

Menurutnya, konsumen pada sektor ini akan dihadapkan pada dua pilihan antara membeli rumah atau memenuhi kebutuhan musiman sepanjang Ramadan.

"Secara historikal, setiap bulan Ramadan dari tahun ke tahun penjualan properti relatif cenderung turun dibandingkan bulan-bulan sebelumnya," ujar David melalui keterangan tertulis, Minggu (27/5/2018).

Pola ini, imbuh dia, terbentuk dari kebiasaan para calon pembeli yang akan menunda melakukan transaksi hingga satu bulan setelah Ramada. Kemudian, polanya akan naik lagi hingga mendekati tahun baru.

David menambahkan, pasar properti menengah bawah juga akan terpengaruh inflasi yang terjadi sepanjang periode Ramadan.

Fenomena dan tren meningkatnya inflasi di bulan Ramadan bukanlah hal baru karena telah terjadi dari tahun ke tahun.

Periode Ramadan akan menaikkan ekspektasi inflasi secara tradisional karena tingginya permintaan bahan kebutuhan pokok dari masyarakat, karena adanya pola konsumsi yang berbeda di periode ini hingga satu minggu setelah Lebaran.

"Namun, hal ini tidak terlalu berdampak pada kelas menengah atas. Pasar inilah yang bisa disasar pengembang dengan strategi berbeda," kata David.

Ia melanjutkan, taktik pengendalian inflasi yang bisa dilakukan pemerintah adalah pada harga makanan. Bila mampu dikendalikan, inflasi bisa dijaga di angka yang relatif stabil.

"Keberadaan pasar nontradisional juga secara alamiah dapat mengendalikan harga," tuntas David.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau