Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heritage Apartemen Menteng 37 Dibangun Sebagai Ikon Baru Menteng

Kompas.com - 11/05/2018, 18:47 WIB
M Latief

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bangun Inti Artha, konsorsium pengembang Pikko Group dan Wijaya Wisesa Realty mulai melaksanakan pembangunan Heritage Apartemen Menteng 37. Proyek tersebut dibangun di lahan seluas 6.000 meter persegi.

Direktur Utama PT Bangun Inti Artha, Nio Yantony, nantinya apartemen tersebut dijadikan cagar budaya yang fungsinya menjadi ruang pertemuan dengan tetap memperhatikan atmosfer sejarah perjuangan merebut kemerdekaan dan disesuaikan perkembangan aspek ekonomis.

“Ini upaya menghidupkan kembali ikon baru di kawasan Menteng sehingga butuh peran serta banyak pihak, termasuk arsitek. Ini tentu kebanggaan tersendiri bisa punya kesempatan berpartisipasi. Kami akan memadukan gaya masa lampau dan gaya masa dengan tetap menjaga nilai historis di dalamnya" kata Yantony, Senin (11/5/2018).

Apartemen Menteng 37 merupakan bangunan residensial bintang lima. Yantony mengatakan, cagar budaya apartemen ini dirancang dengan fasilitas roof top pool dan semi furnished house agar para penghuninya bisa langsung menghuni unitnya.

Arsitek konservasi Heritage Menteng 37, Boy Bhirawa, menambahkan bahwa prosesi pembangunan apartemen ini sudah melalui kajian menyeluruh, baik teknis maupun arkeologis.

"Unsur heritage tetap terjaga dan aspek historis maupun ekonomis tetap kami perhatikan. Masyarakat atau penghuni apartemen nantinya tetap bisa melihat elemen sejarah maupun spirit of place gedung ini," kata Bhirawa.

Nilai kelangkaan cagar budaya ini sejalan dengan eksistensi sejarah di sekitar kawasan Menteng. Beberapa di antaranya adalah Gedung Joeang 45 dan Perintis Kemerdekaan, Tugu Proklamasi dan Tugu Tani, Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Masjid Cut Meutia, Masjid Sunda Kelapa, Gereja St. Theresia, dan banyak lagi.

"Menteng juga kan sudah mengikuti pesatnya Jakarta. Eksklusifitas Menteng sebagai kawasan prestius bisa dilihat dari makin terbatasnya lahan di sini dan jadi salah satu pemicu meningkatnya harga tanah," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau