Ini Susunan Direksi Astra Tol Tangerang Merak Terbaru

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Marga Mandalasakti atau Astra Tol Tamer (Tangerang-Merak), anak usaha AStra Infra Toll Road resmi memiliki direksi baru.

Berikut daftar anggota direksi tersebut yang berlaku efektif sejak 4 April 2018.

Presiden Direktur: Kris Ade Sudiyono

Direktur: Sunarto Sastrowiyoto

Direktur: Tarsisius Wijaya

Direktur: Masrana

Direktur: Husin Tjandra

Dalam susunan direksi terbaru, Kris Ade menggantikan Wiwiek D. Santoso, Tarsisius Wijaya menggantikan Halim Wahjana, dan Masrana menggantikan VAC Legowo.

Adapun Astra Infra Toll Road merupakan pengelola Tol Tangerang-Merak (Tamer) dengan panjang 72 kilometer.

Astra Infra Toll Road Tangerang-Merak Tol Tangerang-Merak

Sementara ruas lain yang juga nantinya dikelola Astra adalah Semarang-Solo. Saat ini, Seksi I dan II sudah beroperasi sementara Seksi III, IV, dan V belum beroperasi.

Program revitalisasi

Pada akhir April lalu, Astra Tol Tamer menyosialisasikan program revitalisasi akses jalan tol tahun 2018 kepada masyarakat sekitar.

Program revitalisasi akses bermaksud untuk mengembalikan fungsi akses Jalan Tol Tamer sehingga dapat memberikan manfaat sebaik-baiknya bagi Pemerintah, pengguna jalan dan tentunya masyarakat.

ANTARA FOTO/ASEP FATHULRAHMAN Ratusan kendaraan yang akan menyebrang ke Sumatera antre memadati Dermaga Pelabuhan Merak sebelum masuk kapal ferry di Merak, Cilegon, Banten, Sabtu (2/12/2017). Meski dampak siklon tropis Dahlia belum sepenuhnya normal, otoritas Syahbandar dan PT ASDP Merak secara bertahap membuka kembali layanan penyeberangan dengan mengoperasikan 22 kapal ferry ukuran besar di atas 15 ribu GT untuk mengurai kemacetan kendaraan yang sempat mencapai 6 kilometer hingga KM-96 ruas tol Tangerang-Merak.

Tahun ini, Astra Tol Tamer kembali melakukan program revitalisasi akses pada empat wilayah yakni Balaraja Barat, Serang Timur, Serang Barat dan Cilegon Timur.

Selain itu, Astra Tol Tamer juga merevitalisasi akses di wilayah Serang Timur yang sudah memasuki tahap 2.

Hal ini merupakan salah satu upaya perusahaan dalam menginventarisasi aset milik negara dengan penataan kembali area akses yang bersih dari pedagang asongan dan masyarakat yang melintas.