Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Banjir Rancaekek, Dua Sungai Dinormalisasi

Kompas.com - 28/04/2018, 15:15 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Guna mengatasi banjir di kawasan Rancaekek, Bandung Tenggara, Jawa Barat, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menormalisasi Sungai Cikijing dan Cimande.

Kawasan ini selalu menjadi langganan banjir setiap tahunnya bila terjadi hujan deras, terutama di Jalan Raya Cileunyi-Nagrek depan kawasan industri PT Kahatex. Pasalnya, kawasan tersebut merupakan daerah cekungan.

Banjir yang terjadi juga diperparah kondisi drainase jalan yang kurang memadai.

“Sungai Cikijing menyempit akibat sedimentasi dari erosi di bagian hulu dan alih fungsi lahan menjadi kawasan permukiman. Normalisasi Sungai Cikijing dilakukan dengan memperlebar sungai dari 4 meter menjadi 24 meter sepanjang 6,7 km. Selain itu dilakukan pengerukan sedimen sehingga kapasitasnya bertambah,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis, Sabtu (28/4/2018).

Dalam kegiatan ini, Kementerian PUPR menyediakan anggaran Rp 60 miliar untuk membebaskan sejumlah lahan yang dibutuhkan.

Adapun kegiatan normalisasi Sungai Cikijing menghabiskan anggaran sebesar Rp 84,1 miliar, sedangkan normalisasi Sungai Cimande menghabiskan anggaran Rp 90 miliar.

Dari 9,4 kilometer panjang Sungai Cimande yang akan dinormalisasi, saat ini baru 1,7 kilometer yang telah dikerjakan.

Selain Sungai Cikijing dan Cimande, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum juga melakukan normalisasi terdahap dua anak Sungai Citarum lainnya yakni Sungai Cikeruh dan Sungai Citarum Hulu untuk mengurangi banjir di kawasan Bandung Selatan .
 
Menteri Basuki menambakan, penanganan titik banjir juga dilakukan di Dayeuhkolot dan Baleendah. Salah satunya dengan membangun kolam retensi Cieunteung untuk menampung debit banjir Sungai Citarum sehingga mengurangi tinggi dan luas genangan di Dayeuhkolot dan Baleendah. 

Kolam retensi seluas 8,7 hektar mampu menampung 220 ribu meter kubik dengan tiga pompa pengendali banjir berkapasitas 3,5 meter kubik per detik dan sebuah pompa harian berkapasitas 1,5 meter kubik per detik.
 
Kementerian PUPR juga membangun dua terowongan air Nanjung di Kecamatan Margaasih yang mampu mengalirkan debit 469 meter kubik per detik, sehingga aliran air dari Sungai Citarum ke Curug Jompong lebih lancar guna mengurangi banjir di Baleendah.

Terowongan dibangun masing-masing sepanjang 230 meter dengan diameter 8 meter. Biaya yang dibutuhkan sebesar Rp 360 miliar dengan masa konstruksi 2017-2019.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com