Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut ASDP: Kami Malu Terlambat Beri Bantuan untuk Desa Setanggor

Kompas.com - 18/04/2018, 20:00 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

LOMBOK, KOMPAS.com – PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) membangun balai ekonomi desa (balkondes) berupa bencingah (sanggar seni) di Desa Setanggor, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

Desa yang hanya berjarak sekitar 20 menit dari Bandara Internasional Lombok ini dikenal sebagai desa wisata terbaik di Indonesia.

Balkondes tersebut nantinya dapat dimanfaatkan sebagai pusat pengembangan ekonomi berbasis wisata oleh masyarakat.

Baca juga : Empat BUMN Serahkan Bantuan Pengembangan Desa Wisata Setanggor

Desa Setanggor diketahui memiliki 14 destinasi wisata yang menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik dan mancanegara.

Beberapa destinasi tersebut seperti wisata tenun, wisata peternakan, wisata pertanian, wisata religi, cassava garden, hingga gong keramat berusia lebih dari 200 tahun.

“Kami sangat menghargai dan mengutamakan nilai-nilai kearifan lokal dan potensial dalam pengembangan desa ke depannya. Dengan adanya bantuan ini, diharapkan Desa Setanggor dapat semakin dikenal, sehingga menarik lebih banyak turis asing dan menambah pendapatan daerah,” tutur Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi saat kegiatan Cash for Work di desa tersebut, Rabu (18/4/2018).

Ira mengaku, Desa Setanggor, dan wilayah NTB berperan penting bagi ASDP Indonesia Ferry. Setiap tahun, tak kurang dari satu juta kendaraan berlabuh di dua pelabuhan yang dikelola ASDP di NTB, yaitu Cabang Lembar dan Cabang Kayangan.

Pelabuhan Cabang Lembar melayani lintasan Lembar-Padangbai (NTB-Bali). Sementara, Pelabuhan Cabang Kayangan yang melayani lintasan Kayangan-Pototano (NTB-NTT).

Dari total kendaraan yang melintas, 80 persen diantaranya merupakan kendaraan logistik yang mengangkut kebutuhan logistik masyarakat.

“Buat kami, PT ASDP, ini agak boleh dikatakan malu mengakuinya. Kami agak terlambat melakukan ini (menyerahkan bantuan). Karena kami sejak tahun 1970-an sudah berada di sini,” sambung Ira.

Ia pun berharap agar bantuan ini dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat di dalam pengembangan sektor pariwisatan.

Selain itu, ia memastikan, akan memberikan dukungan penuh kepada masyarakat dalam mengembangkan budaya dan pendidikan.

Secara keseluruhan, total bantuan yang diserakan ASDP Indonesia Ferry mencapai Rp 700 juta. Bantuan tersebut diperuntukkan bagi pembangunan Bencingah Desa Wisata Setanggor, Lombok Tengah sebesar Rp 350 juta, Pendopo Adat Desa Sembalun, Lombok Timur Rp 250 juta, dan Taman Bacaan senilai Rp 100 juta.

Sementara itu, Plt Bupati Lombok Tengah Lalu Pathul Bahri mengatakan, sejak Mandalika ditetapkan sebagai KEK, pendapatan asli daerah (PAD) Lombok Tengah terus mengalami peningkatan.

Bila pada lima tahun lalu PAD kabupaten ini hanya Rp 35 miliar, saat ini pendapatannya telah mencapai Rp 200 miliar.

“APBD kami lima tahun lalu Rp 850 miliar, saat ini mencapai Rp 2 triliun,” kata dia.

Pathul mengaku, peningkatan PAD dan APBD yang cukup signifikan tidak terlepas dari peran pemerintah pusat dalam memberikan perhatian, sehingga jumlah wisatawan yang datang ke Lombok Tengah pun meningkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau