Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
INVESTASI

Peluang Investasi di Indonesia Bukan Hanya Jalan Tol

Kompas.com - 06/04/2018, 13:11 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah Indonesia menawarkan peluang besar bagi swasta maupun negara lain untuk berinvestasi, khususunya di sektor infrastruktur.

Saat ini, jalan tol masih dipandang sebagai investasi paling menjanjikan di Indonesia. Padahal, ada banyak proyek infrastruktur lain yang bisa digarap bersama.

Guna mengurangi ketimpangan antar wilayah, pemerintah telah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.

Untuk belanja infrastruktur, pemerintah membutuhkan anggaran sebesar Rp 5.519 triliun, yang diharapkan 37 persennya berasal dari swasta.

“Peluang investasi tidak hanya dalam pembangunan jalan tol, namun juga dalam pembangunan sarana air bersih dan sanitasi serta perumahan,” kata Menteri Basuki dalam 8th World Bank – Singapore Infrastructure Finance Summit yang diselenggarakan di Singapura, Kamis (5/4/2018).

Basuki mengatakan, tak kurang dari 39 proyek tol yang kini telah dibangun dengan menggunakan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) senilai Rp 328 triliun. Sebagian dari proyek yang dikerjakan ditargetkan beroperasi akhir tahun ini.

Pemerintah pun telah memperbaiki regulasi terkait pengadaan lahan bagi kepentingan umum dengan mengeluarkan Perpres Nomor 30 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Kepentingan Umum dan pembentukan Lembaga Manajemen Aset Negara dibawah Kementerian Keuangan yang menyediakan dana talangan pengadaan tanah.

“Pemerintah juga memberikan dukungan berupa viability gap fund (VGF) berupa jaminan maupun dukungan pendanaan APBN untuk pembangunan sebagian konstruksi jalan tol sehingga meningkatkan kelayakan finansial suatu ruas tol,” tutur Basuki.

Selain tol, menurut Basuki, infrastruktur air minum sebenarnya bisa menjadi investasi yang cukup menjanjikan. Dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan akan air minum pun akan terus bertambah.

Pada 2015, kebutuhan air minum domestik perkotaan mencapai 160.000 liter per detik, dan diprediksi melonjak menjadi 260.000 liter per detik pada 2030.

Sementara, kebutuhan air untuk keperluan industri diprediksi lebih dari dua kali lipat pada tahun 2030, yaitu dari 14.000 liter per detik menjadi 29.000 liter per detik.

Salah satu proyek KPBU sektor air minum yang berhasil yakni SPAM Umbulan yang akan mensuplai air bersih bagi sekitar 2 juta penduduk di Provinsi Jawa Timur dengan nilai investasi Rp 2,05 triliun.

Pemerintah memberikan VGF sebesar Rp 818 miliar yang bertujuan untuk meningkatkan kelayakan finansial sehingga diperoleh tarif yang dapat dijangkau oleh masyarakat.

Dukungan konstruksi juga dilakukan Kementerian PUPR berupa pembangunan pipa dari titik offtake sampai ke distribusi utama.

Pemerintah memberikan masa konsesi 25 tahun untuk mensuplai air bersih melalui PDAB Provinsi Jawa Timur kepada lima PDAM yang ada di Surabaya, Pasuruan, Sidoarjo, dan Gresik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau