SINGAPURA, KOMPAS.com - Singapura merupakan salah satu negara di Asia, bahkan dunia yang tak main-main dengan urusan perumahan bagi rakyatnya.
Pembentukan The Housing & Development Board (HDB) pada 1 Februari 1960 seolah menjadi titik balik Pemerintah Singapura dalam permasalahan krisis perumahan.
HDB merupakan kepanjangan tangan Kementerian Pengembangan Nasional Singapura yang khusus menangani persoalan perumahan.
Sejak saat itu hingga sekarang, HDB mengklaim telah "merumahkan" lebih dari 80 persen populasi Negeri Singa di dalam flat atau rumah susun (rusun) yang langsung dibangun oleh mereka.
Kompas.com berkesempatan berkunjung ke Kantor HDB di Singapura, Rabu (21/3/2018). Kantor yang terletak di kawasan Toa Payoh tersebut menyediakan area unit pamer bagi masyarakat yang ingin membeli rusun HDB.
Pada dasarnya, HDB menyediakan beberapa jenis rusun yang bisa dibeli oleh warga Singapura sesuai dengan pendapatan mereka.
Jika seseorang membeli rusun dengan ukuran 5 rooms atau setara dengan 110 meter persegi, maka dia akan mendapatkan tiga kamar tidur, satu ruang tamu, dan satu ruang makan.
Hal yang sama berlaku dengan ukuran lainnya hanya yang membedakan jumlah kamar tidurnya. Di dalam unit pamer tersebut telah ditempatkan semua furnitur seperti pada umumnya.
Setelah puas melihat contoh unit HDB flat, Kompas.com kemudian melihat bentuk asli rusun HDB yang ditempati oleh warga Singapura.
Rico tinggal di sebuah unit 5 rooms, bersama istrinya sejak 2003.
"Unit yang saya miliki ini 5 rooms dengan peruntukkan ruangan yang saya modifikasi sendiri. Ada dua kamar tidur, satu ruang untuk kerja dan hobi saya, satu ruang tamu, dan satu area makan," kata Rico yang berprofesi sebagai disc jockey (DJ) tersebut.
Di dalam apartemen miliknya, Rico membuat satu kamar tidur untuk dia dan istrinya serta satu kamar tidur untuk dua anak laki-lakinya.