BATANG, KOMPAS.com - Berbeda dengan ruas lain dalam jaringan Tol Trans Jawa, Tol Pemalang-Batang dibangun di atas lahan lunak yang tebal (soft soil) dengan kandungan air tinggi.
Untuk itu, pembangunannya membutuhkan teknik konstruksi khusus. Konsorsium PT Pemalanng Batang Toll Road memutuskan, konstruksi sebagian ruas Tol Pemalang-Batang sepanjang 4,6 kilometer menggunakan teknologi vacuum consolidation method (VCM).
Baca juga : Mudik Lebaran Jakarta-Surabaya Bisa Lewat Tol Trans Jawa
"Sementara lokasi lainnya menggunakan teknik pre loading," ujar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono saat meninjau proyek Tol Pemalang-Batang, Rabu (7/3/2018).
Meski membutuhkan waktu lebih lama, Basuki optimistis, ruas Pemalang-Batang bisa digunakan untuk mudik secara fungsional bukan darurat.
"Semua badan jalan sudah jadi dan lebih aman dilalui, meskipun belum beroperasi," imbuh dia.
Ruas Tol Pemalang-Batang dirancang sepanjang 39 kilometer. Saat ini progres konstruksinya mencapai 58 persen dan ditargetkan rampung akhir 2018.
Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang mengusahakan ruas ini adalah PT Pemalang Batang Toll Road yang sahamnya dimiliki oleh PT Waskita Toll Road dan PT Sumber Mitra Jaya dengan nilai investasi sebesar Rp 7,49 triliun.
Sementara, tol lainnya yang akan beroperasi adalah ruas Pejagan hingga Gandulan, Pemalang, sepanjang 5,5 kilometer akan beroperasi pada Mei 2018.
Ruas Pejagan-Pemalang sendiri didesain membentang hingga 37,4 kilometer dengan pengusahaannya oleh PT Pejagan Pemalang Toll Road, dengan nilai investasi Rp 7,26 Triliun.
Untuk seksi 1 dan 2 telah dioperasikan hingga Brebes Timur. Sementara seksi 3 dan 4, progresnya saat ini secara keseluruhan sudah 92,45 persen.
Selanjutnya untuk ruas Tol Batang-Semarang sepanjang 74,20 kilometer saat ini progresnya sudah mencapai 67,87 persen dan ditargetkan rampung akhir 2018.
Hak konsesi tol ini dipegang oleh PT Jasamarga Semarang Batang yang dimiliki sahamnya oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk dan PT Waskita Toll Road dengan nilai investasi sekitar Rp 11 triliun.