SERANG, KOMPAS.com - Pengembang sekaligus pemasok Rumah Conwood, PT Zaneterra Star International (ZSI), berencana membangun 4.000 unit hunian di Serang, Banten.
Zaneterra telah menyediakan lahan seluas 60 hektar di kawasan Ciruas, untuk membangun hunian tersebut.
Managing Director PT ZSI Stanley Sutisna mengatakan, pembangunan keseluruhan hunian tersebut akan dilakukan secara bertahap. Namun untuk tahap pertama, ditargetkan 1.000 unit rumah dapat dibangun sampai akhir tahun ini.
"(Lahan) sedang disiapkan. Sekarang masih lahan kosong. Kita kerja sama dengan developer sendiri (untuk pembangunan), kami punya partner satu grup," kata Stanley usai penyerahan bantuan rumah dari PT Conwood Indonesia kepada Group 1 Kopassus di Serang, Banten, Selasa (6/3/2018).
Rumah Conwood dikembangkan oleh PT Conwood Indonesia. Rumah ini diklaim tahan terhadap api dan gempa bumi hingga kekuatan 6,5 skala richter. Bahkan, rumah ini juga diklaim anti rayap.
Hal itu tidak terlepas dari material yang digunakan dalam pembangunannya, yang menggunakan 70 persen semen dan 30 persen serat selulosa. Sehingga, tak hanya digemari oleh rayap, bahan dasar material itu juga lentur karena tidak menggunakan kayu dan beton.
Adapun untuk pembangunan tahap pertama ini, Stanley mengatakan, mereka ingin mendatangkan hunian untuk tipe 30. Namun ke depan, hunian yang akan dihadirkan memiliki tipe 36.
"All in net Rp 100 jutaan (untuk tipe 36), itu sudah termasuk pemasangan, pondasi, septic tank, tanah belum," kata dia.
Dalam menghadirkan hunian ini, Zaneterra juga bekerja sama dengan Group 1 Kopassus dalam menyediakan hunian khusus bagi prajurit. Nantinya, akan ada area khusus yang disediakan bagi mereka. Namun, Stanley masih merahasiakan jumlah unit dan luas area yang disiapkan.
"Kami masih dalam diskusi," sebut Stanley.
Sementara itu, General Manager Sales PT Conwood Indonesia Deden Sarjana mengatakan, tak hanya sekedar kuat, Rumah Conwood juga dapat dibangun dalam tempo relatif cepat.
Dengan jumlah pekerja minimal tujuh orang, rumah dengan tipe 36 bisa dibangun dalam waktu tujuh hari. Dengan catatan, waktu pembangunan tersebut di luar waktu penyiapan lahan dan pondasi bangunan.
"Kalau pasukan (Kopassus) bikin ratusan itu tentu bisa cepat sekali. Ini tentunya mendapat keuntungan dari beberapa pihak," kata Deden.
Dalam proses pembangunan rumah contoh di Mako Group 1 Kopassus, ia mengatakan, seluruh pembangunan dilakukan oleh prajurit Kopassus. Hanya saja, pembangunan itu diawasi langsung oleh Conwood.
Dengan demikian, bila nantinya Kopassus berminat membangun hunian dengan material serupa, sudah tidak perlu lagi mendapatkan pengawasan dari Conwood.
"Ketika nanti akan dibangun, diperbanyak, nanti bisa membangunnya (sendiri)," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.