Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta di Ambang Kelangkaan Air Minum (III)

Kompas.com - 05/03/2018, 20:30 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berbeda dari lima wilayah lain di Jakarta, pembangunan kawasan di Jakarta Selatan semestinya dilakukan lebih ketat. Pasalnya, daerah ini didesain sebagai daerah resapan air hujan yang nantinya menjadi cadangan air bersih bagi masyarakat.

DKI Jakarta kini menjadi satu dari sekian kota besar di dunia yang terancam mengalami kelangkaan air minum. Dilansir dari BBC, saat ini Jakarta menduduki peringkat kelima setelah Sao Paolo, Bangalore, Beijing dan Kairo.

Baca juga : Jakarta di Ambang Kelangkaan Air Minum (I)

Ketua Umum Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Bernardus Djonoputro mengatakan, pembangunan kawasan di daerah Jakarta Selatan semestinya diawasi secara ketat agar tidak melenceng dari ketentuan yang telah ditetapkan pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Detail Tata Ruang Wilayah (RDTR).

"Rasio pembangunannya harus tetap sesuai dengan yang ada, karena itu daerah buffer antara resapan yang ada di Depok dan Bogor dengan Jakarta," kata Bernardus kepada Kompas.com, Senin (5/3/2018).

Salah satu wilayah yang disoroti dia yaitu kawasan TB Simatupang. Derasnya pembanguan infrastruktur membuat pengembang kelas kakap berbondong-bondong membangun properti di kawasan ini, baik itu apartemen maupun ruang perkantoran.

Baca juga : Jakarta di Ambang Kelangkaan Air Minum (II)

Sebut saja seperti PT Intiland Development Tbk yang ingin mengembangkan South Quarter, PT Bumi Serpong Damai Tbk yang mengembangkan Southgate TB Simatupang atau PT Pakuwon Jati Tbk yang juga tengah menyiapkan proyek apartemen kelas menengah atas di koridor ini.

Riset Colliers International Indonesia bahkan menyebut, meski dalam tiga tahun terakhir pertumbuhan pasokan perkantoran di TB Simatupang menurun, namun masih menjadi yang tertinggi di wilayah Jakarta Selatan.

Tak kurang dari 57 persen pasokan perkantoran baru di Jakarta Selatan disumbangkan koridor ini. Jumlah ini juga setara dengan 30 persen dari seluruh pasokan perkantoran di luar Central Business District Jakarta.

"Jadi, DKI harus melakukan tinjauan dan tindakan keras terhadap TB Simatupang. Kacau itu, perlu diperbaiki," sebut Bernardus.

Secara umum, Bernardus menambahkan, wilayah Jakarta Selatan juga memiliki kontur berbeda dibandingkan wilayah lainnya.

Hal itu disebabkan, wilayah ini memiliki struktur tanah yang tinggi dan hal itu terus berlanjut hingga ke kawasan Puncak di Bogor dan Cianjur.

Oleh karena itu, wilayah ini sangat cocok dijadikan sebagai kawasan resapan air hujan. Sementara daerah lain yang relatif lebih rendah, perlu dipersiapkan lokasi-lokasi yang cocok untuk dibangun embung atau waduk sebagai daerah reservoir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com