Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keterisian Apartemen Servis di Jakarta Lebih dari 80 Persen

Kompas.com - 19/02/2018, 21:00 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai pusat pemerintahan dan bisnis, DKI Jakarta masih mendominasi tingkat keterisian apartemen servis dibandingkan kota-kota besar daerah lain.

Hal itu setidaknya diketahui dari tingkat okupansi apartemen sewa yang dikelola perusahaan asal Singapura, The Ascott Limited.

Regional General Manager Ascott untuk Indonesia dan Australia, Kenneth Rogers mengatakan, setiap daerah memiliki pangsa pasar berbeda untuk apartemen servis.

Baca juga : Kucurkan Rp 169,5 Miliar, Perusahaan Jepang Resmikan Apartemen Servis di Cikarang

"Jakarta itu (okupansinya) lebih dari 80 persen, kalau Bali dan Surabaya itu sekitar 60 persen," kata Kenneth menjawab pertanyaan Kompas.com, Senin (19/2/2018).

Di Jakarta dan Surabaya, Kenneth mengungkapkan, apartemen servis didominasi oleh kalangan business traveler. Kalangan ini memiliki karakteristik gemar membawa serta keluarga saat melakukan perjalanan bisnis ke suatu daerah.

Sementara di Bali, okupansi didominasi oleh wisatawan mancanegara yang ingin menghabiskan waktu di pulau dewata tersebut.

"Itu ada dari Australia, China. Kemarin waktu ada gempa bumi, memang sedikit ada pengaruh ke okupansi. Tapi secara umum cukup stabil," sambungnya.

Apa yang disampaikan Kennneth sedikit berkorelasi dengan riset Colliers International Indonesia, yang melihat adanya pertumbuhan permintaan apartemen dibandingkan tahun lalu.

Kebanyakan, permintaan tersebut datang dari klien perusahaan yang telah berulang kali menandatangani kontrak perpanjangan satu tahun.

"Perusahaan besar saat ini hanya akan mengambil kontrak maksimal satu tahun dan sangat sedikit dari mereka yang membayar sewa selama dua tahun di muka," tulis Colliers dalam risetnya yang dikutip Kompas.com, Selasa (6/2/2018).

Baca juga : Incar Ekspatriat, Intiland Siapkan Apartemen Servis

Namun, dibandingkan Jepang dan barat, jumlah ekspatriat China diperkirakan lebih sedikit. Selain anggaran akomodasi mereka yang rendah, kebanyakan ekspatriat China memilih tinggal di dekat lokasi proyek mereka yang kebanyakan berada di luar Jakarta.

Sejumlah lokasi yang paling populer dihuni ekspatriat antara lain Senopati, Pakubuwono, pusat bisnis atau CBD, Jakarta Selatan selain Senopati dan Pakubowono, serta Jakarta Utara.

Di Senopati, kisaran harga sewa apartemen per unit Rp 30 juta-Rp 70 juta dengan rata-rata sekitar Rp 40 juta.

Sementara di Pakubuwono, harga sewa maksimumnya sedikit lebih tinggi dibandingkan CBD yaitu di atas Rp 90 juta.

Meski demikian, harga sewa terendah di Pakubuwono berada di kisaran Rp 30 juta sedangkan CBD kurang dari itu.

Di Jakarta Selatan sendiri, harga sewa apartemen mencapai lebih dari Rp 120 juta dengan harga minimium Rp 30 juta per bulan. Meski demikian, harga rata-ratanya berada di kisaran Rp 40 juta per bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau