JAKARTA, KOMPAS.com — Koordinasi antarpemerintah daerah perlu ditingkatkan dalam mengatasi persoalan banjir yang terjadi di Jakarta. Pemprov DKI tak bisa bekerja sendiri dalam mengatasi persoalan ini.
Intensitas hujan yang tinggi di kawasan Bogor dan Jakarta yang terjadi pada Senin (5/2/2018) kemarin membuat Sungai Ciliwung meluap. Sejumlah lokasi di Jakarta pun tak dapat terelakkan dari banjir.
"Selain karena faktor alam yang memang agak luar biasa, saya kira dalam tiga tahun terakhir ini, dari sisi fisik upaya pengendalian sudah cukup baik ya," kata Ketua Umum Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Bernardus Djonoputro kepada Kompas.com, Selasa (6/2/2018).
Sungai Ciliwung diketahui memiliki hulu di dataran tinggi yang berada di perbatasan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur. Sementara hilirnya berada di kawasan Teluk Jakarta.
Meski dari sisi pengendalian sudah cukup baik, Bernardus mengatakan, koordinasi pengendalian antara Pemprov DKI Jakarta dengan Pemprov Jawa Barat, Pemkot Bogor, dan Pemkab Bogor belum terlalu baik.
Masing-masing pemda memiliki agenda pengendalian tersendiri, yang seharusnya dapat dikomunikasikan agar lebih efektif dan efisien.
"Jadi kawasan Sungai Ciliwung-Cisadane dan Teluk Jakarta merupakan satu kesatuan wilayah. Ini yang menurut saya belum terlihat solid. Bogor masih sendiri, Jakarta sendiri," kata dia.
Bernardus menambahkan, beberapa waktu lalu sebenarnya telah dibentuk Badan Kerja Sama Jabodetabekpunjur.
Badan tersebut bertugas meningkatkan kerja sama antara wilayah DKI Jakarta dengan Kabupaten Bogor termasuk Puncak, Kota Depok, Kota dan Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota dan Kabupaten Bekasi, hingga Kabupaten Cianjur.
Namun, badan tersebut belum memiliki wewenang yang secara khusus mengatasi persoalan banjir sekaligus membuat langkah antisipasinya.
"Belum pernah, kan. Ini harus betul-betul duduk dan fokus. Yang terancam bukan hanya penduduk Jakarta, tapi juga 28 juta penduduk Jabodetabekpunjur," ujarnya.
Sampai siang ini, BPBD DKI Jakarta melaporkan banjir menyebabkan 7.228 KK atau 11.450 jiwa terkena dampak.
Banjir meliputi 141 RT dan 049 RW di 20 kelurahan pada 12 kecamatan di Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat.
Sebanyak 6.532 jiwa mengungsi yang tersebar di 31 titik pengungsian di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.