Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Normalisasi KBT, Pemkot Semarang Relokasi 4.000 PKL dan Warga

Kompas.com - 06/01/2018, 08:00 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KompasPrpoperti – Demi proyek normalisasi Sungai Kanal Banjir Timur (KBT) di Kota Semarang, Jawa Tengah, pemerintah akan merelokasi 4.000 pedagang kaki lima (PKL) dan warga yang tinggal di bantaran sungai.

Para PKL nantinya akan direlokasi, sementara warga di bantaran sungai mendapat tempat penampungan di rumah susun.

“Ada 4.000-an PKL. Kalau (warga) yang sudah pindah ada 30 KK disini (Sawah Besar, lalu di Terboyo Kulon ada 41 KK,” kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana Ruhban Ruzziyatno, di Semarang, Jumat (5/1/2018).

Proyek normalisasi sungai KBT mulai dilakukan di bantaran sungai itu sepanjang 14,6 kilometer, dan membentang dari hulu di Bendungan Pucanggading hingga berakhir Muara Sungai di Laut Jawa.

Proyek untuk sistem pengendaian banjir ini melewati 4 kecamatan di Kota Semarang, yaitu Kecamatan Gayamsari, Kecamatan Semarang Timur, Kecamatan Semarang Utara dan Kecamatan Genuk.

Normalisasi sungai KBT juga terintegrasi dengan sistem pengendalian banjir dan rob dengan normalisasi Sungai Seringin dan sungai Tenggang.

Pekerjaan normalisasi meliputi penggalian dan pelebaran alur sungai hingga 50 meter, pembuatan retaining wall (pasangan baru), pembuatan parapet atau peninggian parapet eksisting, serta perkuatan tebing sungai dengan tanggul tanah di bagian hilir. 

Ruhban menambahkan, Pemerintah Kota Semarang telah memberi alternatif relokasi bagi para PKL dan warga yang tinggal di bantaran sungai.

Para PKL, kata dia, tetap bisa melakukan kegiatan usaha di tempat yang disediakan, sementara warga dipindah ke rumah susun.

“Ini sudah mulai dipindahkan. Kalau hunian sudah mulai dipindahkan ke rusun, kalau PKL mulai berangsur-angsur pindah,” tambahnya.

“Kalau warga diarahkan ke rumah susun, sama Pasar Klitikan (PKL),” tambah Ruhban.

Targetnya, pasca normalisasi, debit air meningkat hingga 260 meter kubik per detik. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau