Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konstruksi Laba-laba Sudah Bisa Dipasarkan di Luar Negeri

Kompas.com - 05/01/2018, 20:15 WIB

Jakarta, KompasProperti - Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang juga ahli struktur dan tanah Prof Herman Wahyudi DEA mengatakan bahwa konstruksi sarang laba-laba berpeluang besar untuk go internasional. Metode konstruksi bikinan lokal ini punya banyak keunggulan.

Menurut Herman, Islamic Development Bank (IDB) sudah menggunakan konstruksi ini untuk berbagai bangunan di Indonesia sehingga seharusnya bisa menjadi jembatan agar konstruksi ini dapat dipakai di luar negeri.

"Seperti halnya konstruksi cakar ayam hasil pemikiran Prof Sedijatmo yang sudah lebih dulu mendunia, konstruksi sarang laba-laba juga memiliki peluang yang sama karena sama-sama memiliki keunggulan teknis," kata Herman saat dihubungi, Jumat (5/1/2018).

Menurut dia, bukan hal mudah untuk mendapatkan kepercayaan dari lembaga keuangan internasional seperti IDB, yang menggunakan konstruksi sarang laba-laba untuk beberapa bangunan di Universitas Negeri Padang Sumatra Barat.

Sampai saat ini, lanjut Herman, konstruksi sarang laba-laba sudah teruji untuk daerah-daerah rawan gempa seperti di Provinsi Aceh dan Sumatera Barat, juga sudah banyak dipergunakan di tanah-tanah ekstrem.

"Juga tidak menimbulkan polusi suara (bising) sehingga banyak digunakan untuk perluasan bangunan rumah sakit atau lokasi yang padat penduduknya," jelas Herman.

Dari segi kekuatannya, lanjut dia, konstruksi ini juga tidak diragukan karena sudah diaplikasikan untuk apron dan taxiway bandar udara, serta untuk jalan-jalan di daerah pertambangan yang banyak dilewati kendaraan berat.

"Karena kekuatannya konstruksi jadi minim perawatan sehingga lebih ekonomis. Ini yang sebenarnya menjadi nilai jual untuk pengaplikasian teknologi ini di luar negeri," lanjut Herman.

Menurut Herman, saat ini PT Katama Suryabumi selaku pemegang paten Konstruksi Sarang laba-laba dapat mulai menggandeng perguruan tinggi di luar negeri agar konstruksi ini dapat diteliti sehingga dapat direkomendasikan untuk pasar internasional.

Herman menilai langkah yang diambil Katama dengan menggandeng Universite de Technologie de Compiegne (UTC) Perancis merupakan langkah tepat agar konstruksi ini dapat diadopsi di luar negeri.

"Peluang pasar di luar negeri akan terbuka dan pasar akan lebih yakin kalau rekomendasi perguruan tinggi menyebutkan konstruksi ini memang tepat untuk diaplikasikan," kata Herman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau