Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terancam Karam, H&M Berburu Sekoci hingga ke Negeri China

Kompas.com - 16/12/2017, 12:02 WIB
Haris Prahara

Penulis

Sumber Quartz

KompasProperti – “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China”. Pepatah ini sangat populer, dan masih relevan hingga kini. Hal serupa tampaknya tengah dilakukan peritel Swedia, H&M.

Memang H&M ke China bukan untuk mencari ilmu, melainkan menyelamatkan bisnisnya yang tengah redup. Langkah taktis mesti disiapkan, sebelum terjangan badai ritel kian menggulung H&M.

Untuk diketahui, lesunya bisnis H&M tecermin dari hasil penjualan tiga bulanan per November lalu. Penjualan sebelum pajak merosot 4 persen menjadi 50,4 miliar kronor Swedia (sekitar 6 miliar dollar AS).

Saham H&M juga terkikis hingga 16 persen, penurunan paling tajam sejak Maret 2001.

Baca juga: Saham dan Penjualan Babak Belur, H&M Bakal Tutup 90 Toko

Dalam pernyataan resminya, H&M menyebutkan penurunan itu disebabkan sepinya pengunjung di gerai mereka yang berimbas pada tergerusnya penjualan.

Selama ini, H&M memang lebih berfokus pada pengembangan toko fisiknya dibandingkan memanfaatkan geliat bisnis daring.

Kondisi itu menyebabkan H&M mesti sigap dalam menyikapi keadaan. Upaya tangkas segera diambil. Berburu sekoci menjadi pilihan. Jika tidak, bukan tak mungkin bisnis tinggal kenangan.

Karena itulah, H&M mulai menjalin kemitraan dengan raksasa situs daring Alibaba asal China. 

Dengan kerja sama tersebut, H&M leluasa untuk memasarkan produknya di Tmall, salah satu platform belanja daring ternama di negeri panda. Penjualan ditargetkan mulai pada musim semi 2018.

Ilustrasi ritelWilliam_Potter Ilustrasi ritel
Melansir Quartz, upaya menggandeng Alibaba itu diyakini mampu menggenjot penjualan H&M. 

Saat ini saja, H&M telah mempunyai sedikitnya 500 toko fisik di China dengan total penjualan sebesar 1,3 miliar dollar AS.

Meski begitu, masih banyak wilayah di China yang belum terjangkau oleh jaringan toko H&M. Bekerja sama dengan platform seperti Tmall dianggap mampu menjamah pangsa pasar baru.

"Tmall dan JD.com bersama-sama mengendalikan lebih dari 80 persen pasar pakaian daring di China," demikian bunyi sebuah laporan yang diluncurkan Business of Fashion dan McKinsey baru-baru ini.

Distribusi

Chief Executive H&M Karl Johan-Persson mengatakan, kemitraan dengan Tmall menjadi angin segar untuk memudahkan akses warga China dalam meraih produk H&M.

Lebih lanjut, Johan mengakui perusahaannya mengalami masalah dalam hal distribusi barang sehingga penjualan terus menurun.

Menurut dia, pangsa pasar utama H&M adalah Eropa dan Amerika Serikat.

Namun, pembuatan produknya dilakukan di negara Asia seperti Bangladesh dan Kamboja. Hal itu membuat arus distribusi barang terhambat dan menyulitkan perputaran display fesyen yang dinamis.

Memindahkan produksi ke Turki dan negara Eropa lainnya menjadi opsi kuat untuk menggairahkan kembali bisnis H&M.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau