BEKASI, KompasProperti - Seiring dengan banyaknya proyek infrastruktur yang tengah digenjot pemerintah, para insinyur teknik didorong untuk mengembangkan teknologi baru di sektor tersebut.
Pasalnya, pembangunan infrastruktur saat ini, kebanyakan masih menggunakan teknologi yang telah diciptakan puluhan tahun yang lalu.
Seperti pembangunan Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II (Elevated) sepanjang 36 kilometer di atas ruas jalan tol eksisting.
Teknologi yang digunakan dalam menggarap proyek senilai Rp 13 triliun ini adalah teknik sosrobahu untuk memasang konstruksi pier head.
Teknik sosrobahu sendiri pertama kali dikenalkan sejak 1988 oleh insinyur asal Indonesia, Tjokorda Raka Sukawati, yang saat itu memimpin proyek Tol Wiyoto Wiyono 30 tahun.
"Kita ini pakai hasil pendahulu kita, Pak Tjokorda. Sekarang kita belum bisa tinggalin apa nih dengan pembangunan infrastruktur besar ini," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono di Bekasi, Rabu (13/12/2017).
Menurut dia, Indonesia memiliki banyak lulusan sarjana teknik yang berpotensi menjadi penemu di bidang infrastruktur.
Terlebih, dengan adanya keinginan pemerintah untuk mendorong percepatan pembangunan di seluruh wilayah NKRI. Seharusnya, hal itu dapat menjadi pemicu untuk menciptakan inovasi baru yang dapat dimanfaatkan di kemudian hari.
"Ini kita bangun tol yang panjang ini mustinya ada inovasi. Ini (sosrobahu) kan hasil inovasi yang lalu. Jadi apa yang bisa kita dapatkan lima tahun ini, apa inovasinya? Tidak konvensional bangun-bangun saja," kata dia.
Salah satu inovasi yang bisa dilakukan, kata Basuki, yakni dengan memodifikasi teknik sosrobahu. Misalnya, dengan mempercepat waktu penyelesaian atau teknik pemasangan pier head.
"Mungkin dengan cara mutarnya, ini kan masih dengan cara konvensional, ditarik. Semestinya harus bisa ninggalin inovasi teknologi. Itu baru namanya kita berhasil. Kalau bangun tok, asal cepet, mustinya harus ada inovasi," tutup Basuki.