Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggul Tak Dibangun, Paguyuban Kades Sayung Ancam Blokir Jalan

Kompas.com - 03/12/2017, 17:00 WIB
Ari Widodo

Penulis

DEMAK, KompasProperti - Paguyuban Kepala Desa Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, mendesak pemerintah pusat, agar segera turun tangan mengatasi banjir rob di wilayah mereka.

Para kades berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendengar keluhan mereka dan segera membangun tanggul laut untuk mengantisipasi banjir rob.

Banjir rob mengancam warga setiap saat. Bukan hanya merendam rumah, rob juga menenggelamkan tambak, merusak infrastruktur jalan, dan sarana publik lainnya.

Sebanyak 12 desa di wilayah Kecamatan Sayung terkena dampak rob yang diakibatkan naiknya gelombang pasang air laut tersebut.

Desa-desa tersebut yakni, Sriwulan,Bedono, Timbulsloko,Surodadi, Tugu,Sidorejo, Banjarsari, Purwosari, Sidogemah, Gemulak, Sayung, dan Loireng.

Spanduk bernada protes agar dibangun tanggul laut,  terpasang di gerbang masuk Demak, Minggu (5/12/2017) KOMPAS.com/ARI WIDODO Spanduk bernada protes agar dibangun tanggul laut, terpasang di gerbang masuk Demak, Minggu (5/12/2017)
Sebagai bentuk protes, warga memasang spanduk di sejumlah titik di jalur pantura dan di gerbang masuk Demak yang berbatasan dengan Kota Semarang.

Ketua Paguyuban Kepala Desa Kecamatan Sayung Zamroni mengatakan, tidak ada tindakan ataupun program yang mampu menghentikan bencana yang tidak dianggap bencana ini, kecuali sebuah bangunan yang kedap air yaitu tanggul rob (tanggul laut).

"Pemerintah jangan tutup mata dan pura-pura tidur. Rob ini bencana nasional. Atas nama rakyat Sayung, kami minta Pak Jokowi segera bangun tanggul laut. Tanggul itu harga mati, " kata Zamroni, Minggu (3/12/2017). 

Menurutnya, tanggul harus segera direalisasikan, karena rob yang terjadi selama sepuluh tahun terakhir ini, telah menelan banyak korban harta benda, fasilitas umum, dan dampak sosial.

Dan bukan tidak mungkin, jalur pantura juga akan ikut tenggelam akibat rob, seperti yang terjadi pada Jumat (1/12/2017) lalu, saat Jalan Nasional tersebut terendam banjir rob setinggi 50 cm.

"Kalau tanggul rob ini tidak segera terealisasi, negara akan semakin rugi, rakyat semakin miskin dan infrastruktur semakin rusak," cetus Zamroni.

Banjir rob yang datang, tanpa mengenal waktu tersebut, telah menenggelamkan ratusan rumah dan ribuan hektar tambak warga di Wilayah Kecamatan Sayung, bahkan lima rumah di Desa Sriwulan roboh diterjang banjir rob.

Dua dukuh di Desa Bedono, yakni Dukuh Rejosari Senik dan Tambaksari telah hilang dari peta Demak. Dua dukuh tersebut kini telah menjadi lautan dan warganya direlokasi ke lokasi lain.

"Jika tuntutan kami ini tidak ditanggapi, pemerintah tidak segera membangun tanggul laut, kami akan blokir jalur pantura," tuntut Zamroni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau