JAKARTA, KompasProperti - Reklamasi Pantai Utara Jakarta saat ini masih menjadi polemik. Ada satu pihak ingin melanjutkan, dan di sisi lain ada yang menolak kelanjutan reklamasi.
CEO Borneo Initiative Jesse Kuijper yang terlibat dalam perancangan masterplan konsep reklamasi "Jakarta Jaya: The Green Manhattan" mengatakan, skeptisisme dari publik dengan menolak reklamasi bisa menjadi tantangan tersendiri dalam mewujudkan Jakarta Jaya tersebut.
Baca juga : Tidak ke Anies, Konsep Reklamasi Jakarta Jaya Diserahkan ke Jokowi
"Memang skeptisisme itu pasti ada, tetapi itu bisa dilawan dengan harapan. Jika kita bisa mengubah harapan itu menjadi kenyataan maka saya yakin orang yang menantang reklamasi akan berubah pikiran dan minta untuk dilibatkan," ucap Jesse kepada KompasProperti, Senin (6/11/2017).
Keberadaan rancangan masterplan Jakarta Jaya ini merupakan upaya Jesse untuk memberi tahu masyarakat bahwa reklamasi bisa memberikan keuntungan bagi semua elemen masyarakat.
"Saya pikir visual memegang peranan penting. Orang-orang melihat reklamasi saat ini hanya untuk sebagian orang, bukan seluruhnya. Jakarta Jaya kami buat visionable sehingga masyarakat bisa tahu bagaimana mereka akan dilibatkan secara inklusif walaupun bukan dalam satu proses instan," jelas Jesse.
"Saya kira ketika semua orang, termasuk yang protes reklamasi melihat bahwa mereka mendapatkan tempat di sana maka mereka akan berpikir berbeda. Makanya perlu ada pemahaman buat mereka bahwa ini baik untuk mereka sendiri," ungkap dia.
Di dalam rancangan "Jakarta Jaya: The Green Manhattan," SHAU Architects memang sebisa mungkin membuat pulau reklamasi bukan hanya untuk masyarakat golongan tertentu, melainkan untuk semuanya.
Dalam desainnya, kampung nelayan ini akan berupa rumah panggung yang memungkinkan aliran udara dan pencahayaan lebih baik.
"Dalam desain ini rumah nelayan akan dekat dengan siklus kerja melaut para nelayan. Kami ingin memberikan tempat tinggal para nelayan selain dekat untuk menangkap ikan juga tetap memiliki public space untuk berkumpul," imbuh Daliana.
Di setiap hunian akan terdapat tempat parkir untuk perahu mereka. Selain itu, taman, pusat perbelanjaan, dan promenade akan terintegrasi dengan pemukiman tersebut.
Sebagai informasi, masterplan kota cerdas bertajuk "Jakarta Jaya: The Green Manhattan" ini berhasil menjadi satu dari 11 pemenang ajang WAFX Prize 2017.
Proposal yang diajukan SHAU, terpilih sebagai pemenang menyingkirkan ratusan proposal lain dari 68 negara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.