MAROS, KompasProperti - Penelitian penggunaan limbah plastik yang dicampurkan ke aspal menunjukkan performa positif.
Baik dari segi lingkungan, maupun dari pemanfaatannya, aspal yang sudah dicampur dengan plastik memiliki keunggulan.
Selain itu, menurut Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Jalan dan Jembatan Deded P Syamsudin, proses pencampurannya juga tidak sulit ataupun memakan waktu.
"Saat memasukkan plastik ke agregat yang telah dipanaskan, hanya menambah waktu sekitar 3 detik. Lalu campur seperti biasa," ujar Deded di Asphalt Mixing Plant (AMP) Maros, Sulawesi Selatan, Selasa (24/10/2017).
Deded menjabarkan, prosesnya dimulai dari pemanasan agregat dengan suhu 170 derajat Celcius.
Kemudian, sampah plastik disortir dan dibersihkan menggunakan sabun untuk menghilangkan bekas minyak.
Setelah itu, plastik tersebut dikeringkan dan dicacah menggunakan mesin khusus hingga berukuran 5 milimeter sampai 1 sentimeter.
"Saran kami, plastik yang dicampur sebesar 6 persen dari 1 ton aspal. Kinerja lebih bagus dan stabilitas naik 45 persen," jelas Deded.
Proses mencampur plastik pada aspal ini, imbuh dia, bisa dilakukan di AMP manapun di Indonesia.
Karena nantinya, plastik yang dipasok sudah dimasukkan ke dalam kantong-kantong dan tinggal dicampurkan saja ke agregat yang dipanaskan.
Dari segi lingkungan, limbah plastik akan berkurang karena digunakan sebagai campuran aspal.
Sedangkan dari segi pemanfaatan, aspal yang dicampur limbah plastik memiliki ketahanan rusak yang lebih baik.
Adapun di Sulawesi Selatan, penerapan aspal yang dicampur plastik dilakukan di Jalan Dakota, Mandai, Kabupaten Maros.
Aspal plastik setebal 5 sentimeter dihamparkan kemudian dipadatkan di jalan sepanjang 100 meter dan lebar 3 meter.